Rabu, 11 Desember 2013

7 lapis hati dan Jiwa Manusia

7 lapis hati adalah sebuah makna akan arti hidup yang dimana manusia bisa mengerti akan dirinya untauk menjadi manusia.


Jiwa Manusia [Wujud Rupa Rasa] 

WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN
Artinya : Aku ada di dalam Jiwamu, mengapa kamu tidak melihat?

Audzubillahiminasyaitonnirrojim…
Bismillahirrahmaanirrahiim

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari [godaan] SIFAT syaitan yang terkutuk.

Manusia adalah tempatnya Idajil. Iblis, Syaitan, Jinn, 10 Malaikat [Sifat Malaikat] Surga dan Neraka, 7 lapis langit 7 lapis bumi [Hati yang lapang]

Makna-makna yang terkandung dalam setiap kitab suci semuanya dirangkum dalam Al-Quran, makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran dirangkum semuanya dalam surat Al-Fatihah dan makna-makna yang terkandung dalam surat Al-Fatihah dirangkum dalam kalimah Bismillaah.

Makna-makna yang terkandung dalam kalimah Bismillaah dirangkum dalam huruf Ba-nya, makna yang terkandung dalam huruf Ba adalah ;
"Oleh-KU telah terjadi sesuatu yang telah terjadi dan oleh-KU akan terjadi sesuatu yang akan terjadi" makna TITIK pada huruf "Ba" adalah HATI
[Pintu masuk = "Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu"]

” Sesungguhnya syaitan berjalan dalam tubuh Manusia di tempat peredaran darah.”
[HR. Al Bukhari: 7171 dan Muslim: 2175 dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha]

“Ketika Allah menciptakan Adam [Cahaya = Sifat Malaikat] di Surga, Allah pun meninggalkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Maka Iblis pun mengitari [Adam] dan memperhatikan bagaimana keadaannya, ketika melihat ada sisi yang kosong, maka dia pun mengetahui bahwa Allah telah menciptakan satu ciptaan yang tidak mampu untuk menahan diri.”

Ketika pindah ke Alam Dunia, Adam di masukkan ke dalam
jasad, hakikat jasad adalah merupakan penjara dunia.
Allah Subhana wa Ta'ala hanya menciptakan Rahmat dan Ni’mat, Allah Subhana wa Ta'ala tidak menciptakan Neraka ketika Adam berada di Alam Rahmat…

Di saat Iblis tidak mau bersujud/hormat kepada Adam maka lahirlah Neraka, Neraka adalah buah TEKAD Iblis, ketika permohonannya dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menggoda anak cucu Adam sampai hari Kiamat…

Sifat-sifat Iblis, Setan, Jinn :

HUBBUD DUNIA adalah pangkal dari semua sifat-sifat ; sombong, ujub, riya, takabur, fasik, munafik, iri, dengki, dendam, benci, dusta, sum’ah, bohong, zhalim, khianat, rakus, bakhil, kikir, fitnah, ghibah, fitnah, mencela, menghina, mencemooh, perkataan kasar dan kotor dll

RAHMAT ALLAH dan SYAFA'AT RASULULLAH sangat sulit untuk menetes ke dalam hati yang di penuhi penyakit

Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam ;
Allah tidak memandang RUPA dan HARTAMU tetapi Allah memandang HATI dan AMALANMU
  • Musyrik Dholalah : Latta, Uza, Manat, Hubal. 
  • Syirik Khofi : Islam yang tekadnya berubah. 
  • Syirik Lijati : Hati Islam, pekerjaan musyrik. 
  • Syirik Li’ijati : Pindah-pindah Agama. 
  • Kufur : Ucapan yang buruk.
  • Kafir : Manusia yang jahat hatinya.
  • Kufar : Prilaku dan langkah yang buruk.
Hadast-hadast BAATHIN [Berhala-berhala di dalam hati, uapnya akan menutupi Baathin]

SIFAT membuktikan ISI HATI
Akhlaq Baathin yang sudah buruk, karena Iblis, Syaitan dan Jinn telah mengkapling HATI , membuat manusia berubah TEKAD. Perkataan, tekad dan tingkah lakunya cerminan dari sifat-sifat Iblis, Setan dan Jinn. Mereka selalu membuat perangkap, jebakan halus, menghalangi dan membelokan jalan menuju kepada kebenaran dan kebaikan [Menawarkan Surga, mengajak ke Neraka]

SATU KEBENARAN, DI BUNGKUS 100 KEPALSUAN
"Seperti semut hitam yang berjalan di atas batu hitam, di kegelapan malam di dalam gua yang gelap"

Hadast Baathin menjadi benih KEBENCIAN akan menghasilkan HALUSINASI JIWA :

Merasa paling baik...
Merasa paling benar...
Merasa paling pandai...
Merasa banyak amal...
Merasa paling shaleh...
Merasa ahli ibadah...
Ingin dipuji...
Ingin disanjung...
Ingin di hormat...
Mengagumi diri...
Melupakan dosa...
Melupakan azab...
Berandai- andai terhadap Allah...
Berangan-angan Surga...
Benci kepada yang tidak shalat...
Benci kepada manusia yang tidak disukai...
Menghina...
Melecehkan...
Mencemooh...
Panjang angan - angan dll

Ibadah yang dibarengi dengan perasaan akan membuka jebakan- jebakan dan perangkap yang sangat halus, pintu masuknya syaitan ke dalam hati;

Seperti ahli ibadah...
Seperti ahli agama...
Seperti ahli shalat...
Seperti orang pandai...
Seperti ahli Surga...
Seperti orang baik...
Allah adalah Lam Yalid Wa Lam Yulad.

" Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan 
HAWA NAFSU-nya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan Ilmu-Nya[1384]
dan Allah telah mengunci mati PENDENGARAN dan HATI-nya dan meletakkan tutupan atas PENGLIHATAN-nya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah [membiarkannya sesat]. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
[QS al-Jatsiyah:45: 23]

Jika kegelapan menutupi mata baathin maka menyebabkan baathin terpisah dari kebenaran. Baathinlah yang tertutup sedangkan kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran dan keyakinan, tetapi untuk mengeluarkan baathin dari lembah kegelapan kepada cahaya yang terang benderang, keyakinan/iman di dapat melalui pengamalan, sehingga cahaya akan menerangi atau membuka hijab hati, kekuatan ilmu yang diperoleh di tentukan oleh kekuatan hati, wadahnya harus bersih, ilmu tidak akan masuk ke dalam hati yang kotor.

Apabila hatinya bersih maka cahaya Illahi semakin bersinar menerangi dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas, lalu baathinnya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah dia menemui kebenaran hakiki, terbukanya mata baathin memperlihatkan keberadaan Allah Ta’ala, kesaksian mata baathin memperlihatkan ketiadaan diri selain Wujud-Nya, kesaksian hakiki mata baathin memperlihatkan bahwa hanya Dzat yang Wujud, tidak terlihat lagi ketiadaan dan wujud diri, hal ini disebut Nafi Isbat.

Baathin yang terlantar tanpa makanan mengakibatkan peredaran darah menjadi kotor, akibatnya menjadi penyakit, mudah marah, depresi, stress, was-was, keraguan, hati resah, jiwa gelisah, pikir tidak tenang, hati panas, hati membatu, stroke, penyakit jantung, kanker, darah tinggi, tumor, sakit yang panjang di masa tua, sakaratul maut yang lama dll  

Efek dari hadast-hadast baathin, akan membuat baathin terhijab dan qolbu menjadi gelap, hati mengalami kebutaan...

"Sesungguhnya bukan buta mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada"
[Al Hajj: 46]

BAATHIN adalah maqamnya RUH : 

BILLA HAEFFIN, artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak gelap tidak pula terang.

BILLA MAKANIN, artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah.

Baathin bisa kotor oleh uap-uap nafsu kotor dari ;
1. NAFSU AMARAH
2. NAFSU SAWIYAH
3. NAFSU LAWAMMAH
4. NAFSU MUTHMAINAH adalah nafsu yang diberikan bersamaan dengan RUH. Sifatnya nafsu adalah meliputi, jika Nafsu Muthmainah menjadi penguasa [RASA] maka akan berubah sifat menjadi jiwa yang tenang. bukti dari Nafsu adalah adanya segala keinginan...
SIFAT RASA BAIK dan SIFAT RASA BURUK.


RUH - mengenai RUH, manusia hanya diberi pengetahuan yang sedikit, RUH SIFATNYA FITRAH dan NETRAL, RUH ibarat minyaknya, NYAWA adalah api, NAFSU adalah panasnya, adanya Nyawa adalah ketika bayi dari Alam Rahim keluar dan kontak dengan Alam Dunia, karena adanya Jauhar Awwal Rasulullah.

I'TIQOD atau TEKAD [DASAR TAUHID] pada diri manusia adalah hal yang paling penting dan mendasar, karena ini menyangkut Akar Hati = Tulang ekor = Balung Tunggal

"Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur [dimakan tanah] kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat."
[HR. Al Bukhari, Nomor 4935]


Akarnya adalah Tekad / I'tiqod, batangnya adalah Syahadat, cabang dan ranting adalah Istigfar, daunnya adalah Takbir, buahnya adalah Bismillah, pohon hati ini akarnya membenam ke dalam tujuh lapis bumi, dan buahnya menjulang ke atas tujuh lapis langit, kedudukan NIAT adalah DI LUAR TEKAD.
Surga dan Neraka ditentukan oleh manusia ketika hidup di dunia, sesuai dengan apa yang dipertuhankannya/Itiqod/Tekad/Keyakinannya...

Syahadat ; ILMU - AMAL - PERKATAAN
Neraka > HAWA NAFSU
Surga > ILMU

ITIQOD/TEKAD Lafadz Tauhid>proses>Kalimah Tauhid [Ruh Tauhid]
"DI DUNIA SEBAB AKIBAT, DI AKHIRAT SEBAB TEKAD"


QOLBU - adalah tempatnya SIFAT NUR ILMU RASULULLAH berfungsi sebagai penerang Alam Hati [Cahaya Iman] Jika Ilmunya yang di dapatkan dari Ilmu yang bersih dan suci, maka setitik Nur ini akan menjadi:

CAHAYA NURR [Rijalullah] Sifat Nur Ilmu ini bermuara menjadi Nur Darah Merah, Nur Darah Kuning, Nur Darah Putih, Nur Darah Hitam.

CAHAYA API [Rijalul 'Alam] yang terbuat dari api yang bersih, dari Raja Jann, rajanya para Jinn. Ilmunya di dapat dengan cara kotor [amalan junub] maka darah menjadi menjadi kotor.

NYAWA - adanya nyawa adalah ketika jasad bayi dari Alam Rahim lahir, dan kontak dengan Alam Dunia.
SIFAT FITRAH RUH berubah sifat menjadi ROH
[Wujud Rupa Jasad] Jasad yang terbuat dari Hakikat Adam,

SAEPI EMPAT :
Saripati Ruh Api
Saripati Ruh Air
Saripati Ruh Bumi
Saripati Ruh Angin.

Jutaan nyawa mati oleh API
Jutaan nyawa mati oleh ANGIN
Jutaan nyawa mati oleh BUMI
Jutaan nyawa mati oleh AIR
ketika beranjak dewasa jasad menjadi kotor, sedikit ataupun banyak, ada Roh - roh dari API - ANGIN - BUMI - AIR yang menumpang pada makanan, sehingga menjadi kotor dan masuk ke dalam tubuh, di cerna oleh tubuh menghasilkan darah, dalam peredaran darah inilah Roh - roh bersemayam, sehingga menimbulkan penyakit, jadi asal usul penyakit adalah dari makhluk atau dari Roh yang menumpang pada makanan.

Setiap perbuatan maksiat akan menjadi dosa. Setiap dosa manusia akan berpengaruh terhadap darah, karena darah adalah merupakan sebuah alam atau sebuah wadah.

Di sinilah manfaatnya Aqiqah, Qurban, Kifarat agar AQO'IDUL IMAN tidak belok ke kiri dan kanan

Allah ta'ala berfirman;
Daging - daging unta dan darahnya itu tidak akan dapat mencapai kepada Allah, tetapi ketakwaanmu yang dapat mencapainya.(Qs.Al Haj:37)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda ; "Dosa itu membekas di dalam Hati."(Al Hadits).


Proses Nabati dan Hewani + Ilmu di 7 turunan
Ex ; Habil dan Qobil > Faktor Genetik > HAWA NAFSU >
SIFAT BAIK dan SIFAT BURUK

Halal, Haram, Syubhat> Darah > Sifat > Akhlak.
Sifat Ilmu/sifat pekerjaan seseorang ketika di dunia, akan turun kepada keturunannya, Allah tidak akan menerima keburukan dan... sifat buruk itu akan kembali kepada keturunannya.

Ibnu Abbas Radhiallaahu'anhu ;
"Tidak ada dosa kecil kalau dilakukan terus menerus dan tidak ada dosa besar kalau dibarengi istighfar. Berkata pula seorang salaf, "Jangan engkau memandang kepada kecilnya dosa, namun lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat."

"Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali NAFSU yang diberi RAHMAT oleh Rabbku.”
[QS Yusuf: 53]

MADI - WODI - MANI - MANIKEM
Wujud jasmani manusia bakal rusak, tetapi RASA akan tetap ada, enak dan tidak enak, hanya alamnya akan berbeda, itulah sebabnya makhluk umurnya tidak sama, bukan kehendak Allah panjang dan pendeknya umur, tapi wadahnya yang tidak kuat, jadi suka cepat mengalami kematian. Pekerjaan dari Bapak dan Ibu, proses Nabati dan Hewani, halal dan haram, namanya Madi, Wodi, Mani, Manikem itulah yang kurang kuat, makanya cepat mati, wadahnya hidup, yang kurang kuat adalah MANI, sebab asal mani, dari gulungan darah, jika darah Ibu dan Bapak, di waktu tadi keluar, darah dalam keadaan tidak sehat, lagi ada penyakit, mani juga akan tidak sehat, tercampuri oleh penyakit, jadinya tetap jadi, tapi cepat lapuk, umurnya tidak akan bertahan lama, karena sudah keropos tadinya.
Darah harus jalan baik, proses Nabati dan Hewani yang halal agar menghasilkan keturunan yang halal, yang disebut :

WADI asalnya dari API menjadi DAGING
MADI asalnya dari ANGIN menjadi SUMSUM
MANI asalnya dari AIR menjadi TULANG
MANIKEM asalnya dari BUMI menjadi KULIT

Kemuliaan manusia terletak pada akalnya ;
Penghalang AKAL adalah Syaithan
Penghalang PIKIR adalah Jinn
Penghalang HATI adalah Iblis
Penghalang BAATHIN adalah Azazil/Idajil

Jika penghalangnya tidak bisa disingkirkan maka manusia akan bermartabat seperti hewan, hanya hawa nafsu buruk yang ada, kerjanya hanya makan, tidur, senggama, senang-senang, kemewahan, bermegah-megahan, menghamburkan usia dan waktu, hidupnya hanya untuk menanti ajal, tidak tahu asalnya dari mana, untuk apa dia ada di dunia, pulang mau kemana…

"Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Surga, tapi ujung-ujungnya masuk Neraka"

"Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Neraka, tapi ujung-ujungnya masuk Surga"

Dasar Ilmu adalah kesadaran diri...
Ma'rifat tertinggi adalah ketika manusia berani dan jujur untuk menelanjangi diri, menggali dosa, kesalahan dan kekurangan diri…

“ Ya ayyuhan nafsul muthmainnah irji'i ila robbiki rodhiyatam mardhiyyah “ [QS al-fajr:27-28]

“ WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA ROBB-MU, DALAM KEADAAN RIDHO DAN DI RIDHOI ”

4 Level Hati, menurut Tafsir Quran

ada empat istilah yang digunakan Al-Quran dalam menunjukkan makna hati, yaitu, shard, Qolb. Fuad atau afidah dan albab. Istilah-istilah inimengambarkan lapisan-lapisan hati manusia dan kecenderungannya, baik ataupun buruk. Kalau seseorang menggunakan hatinya dalam arti shard, qalb dan fuadnya, maka ia bias baik dan bias juga buruk. Tetapi kalau ia menggunakan albab, maka orang itu sudah pasti baik.

1.Shard berarti hati bagian luar,
2.qalb berarti hati bagian dalam,
3.fuad atau afidah berarti hati yang lebih dalam, sedangkan
4.albab berarti hati yang paling dalam atau hati sanubari atau hati nurani.


Shard

Kerena pengertiannya sebagai hati bagian luar, maka istilah sadr biasa pula diartikan sebagai dada. Hanya dada disini tidak hanya berarti fisik, tetapi juga non fisik, seperti aqal dan hati. Ini kerena menurut Amir An-Najr, sadr merupakan pintu masuknya segala macam godaan nafsu, penyakit hati dan juga petunjuk dari Tuhan. Sadr juga merupakan tempat masuknya ilmu pengetahuan ke dalam dirinya manusia.
Dada adalah wilayah pertempuran utama antara kekuatan positif dan negatif dalam diri kita, tempat kita di uji dengan kecendrungan-kecendrungan nagatif nafsu. Kalau sisi positif itu yang dominan, maka dada dipenuhi oleh cahaya dan berada dalam pengawasan jiwa ilahi. Tapi jika sebaliknya yakni sisi negatif yang dominan, seperti dengki, syahwat, keangkuhan, atau kepedihan, penderitaan atau tragedi yang berlangsung lama, maka dada akan dilingkupi oleh kegelapan. Hati akan mengeras dan cahaya bhatiniyah menjadi redup.

Selain itu, kata “shadr” atau dada dalam bahasa Arab seakar dengan “akal”, yakni tempat seluruh pengetahuan yang dapat dipelajari dengan dikaji, dihafalkan dan usaha individual serta dapat didiskusikan, ditulis atau diajarkan kepada orang lain. Pengetahuan yang tersimpan dalam hati tersebut pengetahuan laur atau pengetahuan diuniawi, kerena ia berguna untuk mencari penghidupan dan efektif dalam menangani urusan-urusan duniawi.

Kemudian Maulana Jalaluddin Rumi menyebutkan dua proses pengetahuan itu sebagai kecerdasan utuh dan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan buatan memiliki banyak tingkatan yang berbeda, tetapi masing-masing memperolah pengetahuannya di luar. Sedang kecerdasan utuh didapatkan dari dalam. Kemudian sebagai bukti bahwa kata shadr tidak hanya berarti dada secara fisik, tetapi juga non fisik, yaitu hati dan akal dijelaskan dalam firman Allah SWT, diantaranya terdapat surat Al-Araf ayat 2 dan Al-An’am ayat 125.

Shodr, sebagai hati terluar dari struktur hati, adalah pintu gerbang masuknya informasi, ujian, dan peluang (IUP) yang sudah dicerna oleh otak hasil tayangan tiga dimensi yang diliput panca indera. Jika, melihat data-data yang ada maka ciri Shodr adalah sebagai berikut :

1) Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidup Q.S. 94 : 1-8, Q.S.
2) Hati yang (banyak hal/berbagai macam isi) di dalamnya Q.S. 100 : 9-11
3) Hati yang dibisiki setan. Q.S. 114 : 5
4) Hati yang menjadi sempit menerima alkitab Q.S. 7 : 2
5) Hati yang bisa menghilangkan dendam karena beramal saleh Q.S. 7:43
6) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 35 : 38
7) Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidup Q.S. 20 : 25-35
8) Hati yang disaat sempit membuat jadi sulit berbicara Q.S. 26 : 12-14
9) Hati yang isinya tidak bisa kita sembunyikan dihadapan Allah Q.S. 27 : 74-75, Q.S. 28 : 69, Q.S. 3:29
10) Hati yang bisa berarti Pikiran/bayangan Q.S. 17 :51
11) Hati yang bisa diobati dengan pelajaran dari Allah Q.S. 10 : 57
12) Hati yang bisa berpaling dari kebenaran Q.S. 11 : 5
13) Hati yang sempit menolak sebagian wahyu karena tidak ada bukti berupa harta kekayaan atau malaikat Q.S. 11 : 12
14) Hati yang tanpa dendam dan bersaudara di surga Q.S. 15 : 47
15) Hati yang bisa menjadi sempit karena perkataan/hinaan orang lain Q.S. 15 : 97
16) Hati yang lapang memeluk Islam, Hati yang sempit tersesat dan sesak seolah-olah sedang mendaki ke langit (kekurangan oksigen) Q.S. 6 : 125
17) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 39:7
18) Hati yang dibukakan Allah untuk menerima ajaran Islam Q.S. 39:22
19) Hati yang bisa diketahui penghianatannya lewat pandangan mata Q.S. 40 : 19
20) Hati yang menginginkan kebesaran (penghormatan) karena memperdebatkan ayat-ayat Allah Q.S. 40 : 56
21) Hati yang memiliki berbagai keperluan, termasuk kendaraan Q.S. 40:80
22) Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 42:24
23) Hati yang bisa lapang dengan kekafiran Q.S. 16:106
24) Hati yang menyimpan rahasia perkataan, tapi Allah Mengetahuinya Q.S. 67 : 13
25) Hati yang didalamnya menyimpan Al-Quran sebagai ayat-ayat yang nyata Q.S. 29:49
26) Hati yang mudah gentar dan suka berbantah-bantahan, dan Allah Mengetahui isi hati. Q.S. 8 : 41-43
27) Hati yang bisa diketahui sinyal-sinyal kebenciannya lewat ucapan Q.S. 3 : 118
28) Hati yang bisa marah dan benci. Q.S. 3 : 119
29) Hati yang diuji agar Qolbu dibersihkan. Q.S. 3 153-154
30) Hati yang bisa berkeberatan/protes. Q.S. 4 : 88-90
31) Hati yang terindikasi ada keselarasan dengan proses terjadinya siang dan malam Q.S. 57:6
32) Hati yang menaruh keinginan-keinginan. Q.S. 59:9
33) Hati yang bisa ditakuti oleh manusia yang tidak takut kepada Allah. Q.S. 59 : 11-13
34) Hati yang di dalamnya ada Qolbu. Q.S. 22 : 45-46
35) Hati yang lega mendapatkan pertolongan Allah Q.S. 9 : 14

Sehingga, jika kita lihat dari ke-16 data yang berhasil dikumpulkan, maka Shodr itu banyak berkaitan dengan pikiran dan perasaan yang sifatnya keduniawian, apalagi jika telah dibisiki syaitan, maka keserakahannya akan dunia kian menjadi-jadi. Sehingga jika dihadirkan ujian ataupun perintah-perintah dari Allah, Shodr bisa menjadi lapang (ikhlas) atau sempit (sombong). Dan, yang terpenting adalah bahwa ALLAH paling tahu isi SHODR. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Karakter Shodr = Mudah terbuka, Wawasan & Pola pikir.

Qalb

Kemudian lapisan hati yang kedua adalah Qolb, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kalbu atau hati. Hubungan antara Qolb dengan Shadr ialah bahwa Qolb merupakan sumber mata air, sedangkan Shadr diibaratkan sebagai danaumnya, atau shadr merupakan lapangan bagi Qolb.

Nabi Muhammad bersabda bahwa ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan lidah dan pengetahuan hati, pengetahuan yang benar-benar berharga. Masyarakat modernn sekarng terdahulu menekannkan pada pengetahuan lidah, yaitu pengetahuan pengetahuan yang dipelajari, salah satu tingkat kecerdsan buatan.

Hati berisakan prinsip-prinsip pengetahuan yang mendasar. Ia bagaikan air yang mengisi kolam pengetahuan dalamdada. Hati adalah akar dan dada merupakan cabang yang diberikan makan oleh hati. Pengetahuan bathiniyah dari hati atau pengetahuan luar dari akal sama-sama penting. Pengeahuan luar mencakup informasi kita yang kita perlukan untuk bertahan, termasuk keahlian profesional, maupun kecerdasan yang dibutuhkan untuk membentuk keluarga. Ia juga diperlukan dalam upaya menjalani kehidupan yang bermoral dan etis yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah.

Qolbu, dalam hadist Arba’in yang ke-6 dipadankan dengan karakter sebuah pagar, antara yang “sebelah sini” dan yang “sebelah situ”. Antara halal dan haram. Antara dunia dan akhirat. Sehingga Qolbu itu berada di antara Jasad (Shodr) dan Ruh (Fuad). Baiklah, sebelum kita melihat data-data dari Al-Quran mengenai Qolbu, kami akan memperlihatkan hadist tersebut kepada Anda.

“Sesungguhnya yang halal itu telah terbukti (jelas) dan yang haram itu pun telah terbukti (jelas). Sedangkan diantaranya ada perkara yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (bukti-bukti)nya. Barang siapa yang menghindari perkara yang samar-samar, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti pengembara yang berada di dekat pagar (milik orang lain); dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki pagar. Ketahuilah, bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging (yang berfungsi sebagai pagar – pen). Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya. Dan jika ia jelek, maka jelek pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah Qolbu. (H.R. Bukhori dan Muslim)“

Ternyata, dari hadist tersebut tersirat bahwa Qolbu itu ibarat pagar dalam diri kita, yaitu pagar Antara Shodr dan Fuad, pagar Antara wilayah pengaruh Syaitan dengan Baitullah jiwa, pengaruh suci/fitrah dari Allah. Maka wajar saja dari sisi arti pun Qolbu itu adalah yang bisa terbolak-balik. Wallahu a’lam. Baiklah, langsung saja kami akan munculkan definisi Qolbu menurut Al-Quran.

1) Hati yang berpenyakit. Q.S. 74 : 31
2) Hati yang bertobat Q.S. 50 :33
3) Hati yang mendapat peringatan dari apa yang didengar dan disaksikannya Q.S. 50:37
4) Hati yang dikunci mati oleh Allah: Q.S. 7:100
5) Hati yang terkunci mati karena mendustakan kebenaran/bukti-bukti yang nyata 7:101
6) Hati yang berfungsi untuk memahami kebenaran Q.S. 7:179
7) Hati yang bersih siap menghadap Allah Q.S. 26:89
8) Hati (Muhammad) sebagai tempat turunnya Al-Quran (yang dibawa oleh Ruhul Amin/Jibril) Q.S. 26:194
9) Hati yang durhaka pun tetap dimasukkan ayat-ayat AlQuran di dalamnya Q.S. 26:200
10) Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 17 : 45-46
11) Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 6:25
12) Hati yang keras sehingga merasa benar dengan tindakan yang salah Q.S. 6:43
13) Hati yang tertutup bersamaan dengan pendengaran dan penglihatan Q.S. 6:46
14) Hati yang terkunci mati sampai datangnya siksaan Q.S. 10:88
15) Hati yang terkunci mati karena melampaui batas Q.S.10:74
16) Hati yang berdosa karena suka memperolok-olok Rosul Q.S. 15:11-12
17) Hati yang suci akan mendatangi Tuhannya Q.S. 37 : 84
18) Hati yang dihilangkan rasa takut dalam mengatakan kebenaran Q.S. 34: 23
19) Hati yang membatu dari mengingat Allah Q.S. 39 : 22
20) Hati yang tenang ketika mengingat Allah bersamaan dengan tenangnya kulitnya Q.S. 39 : 23
21) Hati yang kesal ketika disebutkan nama Allah Q.S. 39:45
22) Hati yang girang ketika disebut nama selain Allah Q.S. 39:45
23) Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 41: 5
24) Hati yang dikunci mati olehNya karena mengada-adakan dusta terhadap Allah Q.S.42:24
25) Hati yang diteguhkan oleh-Nya setelah melewati masa-masa sulit Q.S.18:10-14
26) Hati yang tertutup sehingga menjadi tuli dan tidak bisa memahami kebenaran Q.S. 18 : 57
27) Hati yang ingkar karena sombong Q.S. 16 : 22
28) Hati yang tetap tenang dalam kebenaran walau ucapannya mengatakan kekufuran Q.S.16 : 106
29) Hati yang terkunci karena lebih mengutamakan dinia daripada akhirat, sehingga pendengaran dan penglihatannya tertutup dari kebenaran Q.S. 16 : 108
30) Hati yang lalai karena suka “bercanda” dan tidak serius mendengarkan petuah kebenaran Q.S.21:2-3
31) Hati yang takut berbuat buruk dan bersegera berbuat baik Q.S. 23 : 60-61
32) Hati yang sesat dan banyak berbuat buruk Q.S. 23 : 63
33) Hati yang ketakutan ketika ditiupkan sangkakala Q.S. 79:8
34) Hati yang terkunci mati karena tak mau memahami ayat-ayat Allah Q.S. 30:59
35) Hati yang tertutup karena sering berbuat ekstrim dan dosa Q.S. 83 : 12-16
36) Hati yang terkunci bersamaan dengan terkuncinya pendengaran dan tertutupnya penglihatan dari kebenaran Q.S. 2 : 7
37) Hati yang berpenyakit. Q.S. 2 : 10
38) Hati yang merasa berbuat benar padahal salah Q.S. 2: 10-12
39) Hati yang lebih keras dari batu, sebab batu saja menurut kepada Allah Q.S. 2:74
40) Hati yang tertutup karena tidak beriman Q.S. 2 : 88
41) Hati yang mencintai Tuhan selain Allah Q.S. 2 : 93
42) Hati (Muhammad) sebagai tempat turunnya Al-Quran (yang dibawa oleh Jibril) Q.S. 2:97
43) Hati yang menuntut tanda-tanda kekuasaan Allah Q.S. 2 :118
44) Hati yang tertarik dengan kehidupan dunia Q.S. 2:204
45) Hati yang terpaksa atau menyengaja bersumpah Q.S. 2:225
46) Hati yang bergetar (mukmin) ketika disebut nama Allah Q.S. 8 :2
47) Hati yang tentram mendapat kabar gembira Q.S. 8:10
48) Hati yang menguat ketika diturunkan kantuk dan hujan Q.S. 8 : 11
49) Hati yang ketakutan melihat keteguhan orang-orang yang beriman Q.S. 8:12
50) Hati yang berpenyakit menyangka orang mukmin tertipu oleh agamanya Q.S. 8:49
51) Hati yang dipersatukan dengan Hati orang-orang mukmin lainnya Q.S. 8 : 63
52) Hati yang ada nilai kebaikan Q.S. 8:70
53) Hati yang condong kepada kesesatan suka menimbulkan fitnah dengan cara mencari-cari takwil ayat-ayat mutasyabihat Q.S. 3 : 7
54) Hati yang condong kepada kesesatan tidak akan mendapat rahmat dari sisiNya Q.S. 3 : 8
55) Hati yang dipersatukanNya Q.S. 3:103
56) Hati yang tentram mendapat kabar gembira Q.S. 3:126
57) Hati yang ketakutan karena suka berbuat syirik Q.S. 3 : 151
58) Hati yang dibersihkan setelah Shodr-nya diuji Q.S. 3:154
59) Hati yang menyesal telah berbuat benar Q.S. 3 : 156
60) Hati yang sengaja berbuat dosa Q.S. 33:5
61) Hati yang sesak dan tergoncang karena berburuk sangka kepada Allah Q.S. 33:10
62) Hati yang munafik dan berpenyakit Q.S. 33 : 12-13
63) Hati yang takut mati Q.S. 33 : 26
64) Hati yang isinya diketahui oleh Allah Q.S. 33 : 51
65) Hati yang suci menjaga pandangan mata dari istri-istri nabi Q.S. 33 : 53
66) Hati yang berpenyakit dan suka menebar kabar bohong Q.S. 33 : 60
67) Hati yang terkunci mati karena kekafirannya Q.S. 4 : 155
68) Hati yang tunduk karena beriman Q.S. 57 :16
69) Hati yang fasik dan menjadi keras Q.S. 57 : 16
70) Hati yang santun dan penuh kasih sayang Q.S. 57:27
71) Hati yang mengikuti hawa nafsu dan dikunci mati oleh Allah Q.S. 47 : 16
72) Hati yang berpenyakit dan takut mati Q.S. 47 : 20
73) Hati yang terkunci takkan mampu memperhatikan Al-Quran Q.S. 47:24
74) Hati yang berpenyakit dengki akan ketahuan/terlihat aslinya Q.S. 47 : 29
75) Hati yang tentram karena mengingat Allah Q.S. 13 : 28
76) Hati yang terguncang dan taku di yaumul akhir Q.S. 24:37
77) Hati yang bertaqwa karena mengagungkan syiar-syiar Allah Q.S. 22:32
78) Hati yang buta berada di dalam Shodr (dada) Q.S. 22:46
79) Hati yang takut dengan azab Allah Q.S. 59:2
80) Hati yang dengki kepada orang-orang yang beriman Q.S. 59 : 10
81) Hati yang berpecah belah walau tampak bersatu secara fisik 59 : 14
82) Hati yang lalim, berpenyakit, dan ragu-ragu Q.S. 24 : 50
83) Hati yang bergetar ketika disebut nama Allah Q.S. 22 : 35
84) Hati yang berpenyakit dan kasar bisa dimasuki syaitan Q.S. 22 : 53
85) Hati yang tunduk dan beriman kepada Al-Quran Q.S. 22 : 54
86) Hati yang terkunci mati karena setelah beriman kafir lagi Q.S. 63 : 3
87) Hati yang ditanamkan keimanan oleh-Nya Q.S. 58 :22
88) Hati yang merasakan indahnya (manisnya) iman karena tidak menurti hawa nafsu Q.S. 49:7
89) Hati yang belum dimasuki keimanan Q.S. 49:14
90) Hati yang teruji dan bertaqwa berbicara dengan suara rendah di hadapan Rosulullah saw Q.S. 49 : 33
91) Hati yang dipalingkan dari kebenaran Q.S. 61 : 5
92) Hati yang tidak selaras dengan ucapannya Q.S. 48:11
93) Hati yang Sombong karena jahil Q.S. 48 : 26
94) Hati yang tenang karena imannya betambah Q.S. 48:4
95) Hati yang menyangka bahwa ia telah berbuah baik, padahal tidak Q.S. 48: 13
96) Hati yang keras dan membatu karena (suka) melanggar janji Q.S. 5 : 13
97) Hati yang tidak akan disucikan-Nya karena suka menubah-ubah firman Allah Q.S. 5 : 41
98) Hati yang berpenyakit (munafik) Q.S. 5:52
99) Hati yang tentram karena melihat bukti Q.S. 5 : 114
100) Hati yang munafik (lain di kata lain di hati) Q.S. 9:8
101) Hati yang panas Q.S. 9 : 15
102) Hati yang bimbang dan ragu Q.S. 9 : 45
103) Hati yang dibujuk Q.S. 9 : 60
104) Hati yang mnyembunyikan sesuatu Q.S. 9:64
105) Hati yang diberikan kemunafikan olehNya Q.S. 9 : 77
106) Hati yang dikunci mati karena takut berjihad Q.S. 9:87, Q.S. 9:93
107) Hati yang dikunci mati karena takut berjihad Q.S. 9:93
108) Hati yang ragu Q.S. 9:110
109) Hati yang hancur Q.S. 9: 110
110) Hati yang hampir berpaling karena kesulitan masih diterima tobatnya Q.S. 9:117
111) Hati yang berpenyakit, diberitahu malah tambah ingkarnya Q.S. 9:125
112) Hati yang dipalingkanNya karena tidak mau mengerti Q.S. 9:127

Sehingga, saya disimpulkan bahwa Qolbu itu Filter atau Penyampai Pesan dari informasi yang diterima SHODR kepada FUAD, atau dari FUAD ke SHODR. Jika Qolbunya kotor maka informasi dari SHODR tidak disampaikan ke FUAD atau hanya disampaikan sebagian. Jika Qolbu kotor, maka cahaya dari FUAD tidak bisa keluar menuju SHODR. Dan ketika Qolbu sangat kotor, maka Fuad jadi gelap, pingsan atau mati seperti tanpa cahaya, dan akhirnya membentuk watak yang negatif. Itu sebabnya Qolbu disebut sebagai KUNCI / PINTU KARAKTER. Adapun Karakter dari Qolbu = Buka Tutup, dipengaruhi kinerja Shodr dan Fuad.


Af’idah/Fuad

Selanjutnya lapisan hati yang ketiga adalah “fuad” atau “afidah”. Dalam bahasa Arab kata “fuad” berarti hati, tetapi letaknya lebih dalam dari Qolb, srhingga kata “fuad” biasa dikatakan sebagai “hati yang lebih dalam”

Qolb dan fuad berkaitan erat dan pada waktu tertentu hampir tidak dapat dibedakan. Qalb mengetahui, sedangkan fuad melihat. Mereka saling melengkapi, seperti halnya pengetahuan dan penglihatan. Jika pengetahun dan penglihatan dipadukan, maka yang gaib manjadi nayat dan keyakinan kita akan menjadi kuat.
Albab

Fuad, sebagai hati terdalam, diduga kuat sebagai tempat bersemayamnya ruh suci dari Allah. Itu sebabnya kinerja “suara hati” itu diduga kuat berasal dari Fuad. Maka kami menduga bahwa jikalau Baitullahnya BUMI itu berada di kota Makkah, maka Manusia yang beriman itu Baitullahnya berada di “kota” Fuad. Namun demikian, jika manusianya tidak beriman, maka entah dimana ruh suci dari Allah itu disemayamkan. Ataukah mungkin jika manusianya tidak beriman maka akan mirip dengan fenomena jaman jahiliyyah dahulu - dimana justru di sekitar Ka’bah (Baitullah) berjejer berhala-berhala terlarang. Wallahu a’lam.

Alhasil, kalau diperhatikan data-data yang ada pada Al-Quran yang suci, maka Fuad terdefinisikan sebagai berikut, perhatikanlah :

1) Hati yang tidak mendustakan Q.S. 53:11
2) Hati yang dibakar di neraka Huthomah Q.S. 104 : 5-7
3) Hati yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Quran Q.S. 25 : 32
4) Hati yang bisa menjadi Kosong (frustasi) Q.S. 28 : 10
5) Hati yang dimintai pertanggungjawaban Q.S. 17 : 36
6) Hati yang semakin teguh dengan kisah-kasah dari Rasul Q.S. 11:120
7) Hati yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat Q.S. 6 : 110
8) Hati yang tidak beriman Q.S. 6:113
9) Hati yang bekerja sinergis bersama Pendengaran dan Penglihatan Q.S. 46 : 26
10) Hati yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri (optimalkan) Q.S. 16 : 78
11) Hati yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia Q.S. 14:37
12) Hati yang bisa kosong (melamun/mata tak berkedip) Q.S. 14:43
13) Hati yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) Q.S.32 : 9

Dengan demikian, Fuad adalah jenis hati yang pertama kali aktif dan juga yang terakhir kali mempertanggungjawabkan kinerjanya selama di bumi kepada Allah SWT. Fuad adalah watak, memberikan energi (misal : cinta) kepada tempat yang kosong. Jika Fuadnya bercahaya maka insya Allah akan membuat jasad kita relatif bersih dari penyakit fisik, dan qolbu kita lebih mudah bersih dari penyakit hati. Dengan demikian bisa disimpulkan secara sederhana bahwa Karakter Fuad = Sangat tertutup dan Rahasia, sangat menentukan, ia menjadi Watak atau Karakter Asli.

Akhirnya, lapisan hati yang paling dalam ialah Albab. Kata “albab” merupakan jamak dari kata “lubb”. Dalam bahasa Arab katab “lubb” berarti racun, akal, hati, inti. Dan sari. Sedang dalam tasawwuf istilah “lubb” berarti hati terdalam atau hatinya hati.

Kalau ada orang hanya menggunakan shadr, Qalb, dan fuad, orang itu bisa baik dan bisa juga buruk, tapi kalau ia menggunakan albabnya, maka ia pasti baik


7 lapisan langit dan kaitannya dengan dimensi

Sekarang kita bicarakan dari segi ilmu manusia, dan mudah2an ini bisa dipahami… karena gw sendiri berkunang2 waktu mempelajari dan membacanya..he..

Bila membaca sejarah Isra’ Mi’raj nabi, kemungkinan yang dimaksud 7 lapisan langit di sini bukan berarti langit tersebut menumpuk secara berlapis-lapis seperti kue lapis, tapi ketujuh lapisan tersebut semakin meningkat kedudukannya sesuai dengan bertambah tingkat dimensinya.

Pertambahan tingkat dimensi ketujuh lapisan langit tersebut hanya bisa digambarkan dengan memproyeksikannya ke langit pertama (dimensi ruang yang dihuni oleh kita) yang berdimensi tiga. Karena hanya ruang berdimensi tiga inilah yang bisa difahami oleh kita. Secara analog, kita bisa membuat perumpamaan sebagai berikut :



Pada gambar 1 tampak bahwa sebuah garis berdimensi 1 tersusun dari titik-titik dalam jumlah tak terbatas. Sama kayak istilah pixel dalam desain grafis, dimana gambar yang tercipta adalah himpunan titik2 yang sangat banyak dan dengan warna yang beragam sehingga membentuk pola tertentu menjadi gambar. Titik2 ini akan membentuk garis yang kemudian garis-garis tersebut disusun dalam jumlah tak terbatas hingga menjadi sebuah luasan berdimensi 2 (Gambar 2). Dan jika luasan-luasan serupa ini ditumpuk ke atas dalam jumlah yang tak terbatas, maka akan terbentuk sebuah balok (ruang berdimensi 3).

Kesimpulannya adalah sebuah ruang berdimensi tertentu tersusun oleh ruang berdimensi lebih rendah dalam jumlah yang tidak terbatas. Atau dengan kata lain ruang yang berdimensi lebih rendah dalam jumlah yang tidak terbatas akan menyusun menjadi ruang berdimensi yang lebih tinggi. Misalnya, ruang 3 dimensi – dimensi ruang yang sekarang dihuni oleh kita ini – dengan jumlah tak terbatas menyusun menjadi satu ruang berdimensi empat. Demikian seterusnya sehingga setiap dimensi yang satu dengan yang lain saling berkaitan.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Langit pertama

Ruang berdimensi 3 yang dihuni oleh makhluk berdimensi 3, yakni manusia, binatang, tumbuhan dan lain-lain yang tinggal di bumi beserta benda-benda angkasa lainnya dalam jumlah yang tak terbatas. Namun hanya satu lapisan ruang berdimensi 3 yang diketahui berpenghuni, dan bersama-sama dengan ruang berdimensi 3 lainnya. Jadi dimensi 3 adalah dimensi yang sangat kasar dan padat, sehingga dapat diraba dan dilihat dengan kasat mata. Alam semesta kita ini menjadi penyusun langit kedua yang berdimensi 4. Benarkah demikian? Mari difikirkan bersama kebenarannya..

Langit kedua

Ruang berdimensi 4 yang dihuni oleh bangsa jin beserta makhluk berdimensi 4 lainnya. Sehingga mahluk di dimensi 3 tidak akan bisa melihat mahluk di dimensi 4, tetapi mahluk dimensi 4 kemungkinan bisa melihat mahluk dimensi 3. Ruang berdimensi 4 ini bersama-sama dengan ruang berdimensi 4 lainnya membentuk langit yang lebih tinggi, yaitu langit ketiga.

Langit ketiga

Ruang berdimensi 5 yang di dalamnya “hidup” arwah dari orang-orang yang sudah meninggal atau mungkin alam kubur. Mereka juga menempati langit keempat sampai dengan langit keenam tergantung tingkatannya. Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad, diceritakan bahwa Rasulullah bertemu dengan nabi2 terdahulu yang berbeda2 disetiap lapisannya. Langit ketiga ini bersama-sama dengan langit ketiga lainnya menyusun langit keempat dan seterusnya hingga langit ketujuh yang berdimensi 9.

Bisa dibayangkan betapa besarnya langit ketujuh itu. Karena ia adalah jumlah kelipatan tak terbatas dari langit dunia (langit pertama) yang dihuni oleh manusia. Berarti langit dunia kita ini berada dalam struktur langit yang enam lainnya, termasuk langit yang ketujuh ini. Jika alam akhirat, surga dan neraka terdapat di langit ke tujuh, maka bisa dikatakan surga dan neraka itu begitu dekat dengan dunia kita tapi berbeda dimensi.

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa langit dunia kita ini merupakan bagian dari struktur langit ketujuh. Berarti alam dunia ini merupakan bagian terkecil dari alam akhirat. Penjelasan ini sesuai dengan hadist Nabi:

“Perbandingan antara alam dunia dan akhirat adalah seperti air samudera, celupkanlah jarimu ke samudera, maka setetes air yang ada di jarimu itu adalah dunia, sedangkan air samudera yang sangat luas adalah akhirat”.

Perumpamaan setetes air samudera di ujung jari tersebut menggambarkan dua hal:

1.Ukuran alam dunia dibandingkan alam akhirat adalah seumpama setetes air di ujung jari dengan keseluruhan air dalam sebuah samudera. Hal ini adalah penggambaran yang luar biasa betapa luasnya alam akhirat itu.

2.Keberadaan alam dunia terhadap alam akhirat yang diibaratkan setetes air berada dalam samudera. Perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa alam dunia merupakan bagian dari alam akhirat, hanya ukurannya yang tak terbatas kecilnya. Begitu juga dengan kualitas dan ukuran segala hal, baik itu kebahagiaan, kesengsaraan, rasa sakit, jarak, panas api, dan lain sebagainya, di mana ukuran yang dirasakan di alam dunia hanyalah sedikit sekali.

Berbagai ruang dimensi dan interaksi antar makhluk penghuninya

1. Langit pertama atau langit dunia

Seperti disebutkan pada ayat 11-12 Surat Fushshilat di atas, maka yang disebut langit yang dekat tersebut adalah langit dunia kita ini atau disebut juga alam semesta kita ini. Digambarkan bahwa langit yang dekat itu dihiasi dengan bintang-bintang yang cemerlang, dan memang itulah isi yang utama dari alam semesta. Bintang-bintang membentuk galaksi dan kluster hingga superkluster. Planet-planet sesungguhnya hanyalah pecahan dari bintang-bintang itu. Seperti tata surya kita, matahari adalah sebuah bintang dan sembilan planet yang mengikatinya adalah pecahannya, atau pecahan bintang terdekat lainnya. Sedangkan tokoh utama di langit pertama ini adalah kita manusia yang mendiami bumi, planet anggota tata surya.

Langit pertama ini tidak terbatas namun berhingga. Artinya batasan luasnya tidak diketahui tapi sudah bisa dipastikan ada ujungnya. Diperkirakan diameter alam semesta mencapai 30 miliar tahun cahaya. Artinya jika cahaya dengan kecepatannya 300 ribu km/detik melintas dari ujung yang satu ke ujung lainnya, maka dibutuhkan waktu 30 miliar tahun untuk menempuhnya.


Penjelasan gambar:

Apabila digambarkan bentuknya kira-kira seperti sebuah bola dengan bintik-bintik di permukaannya. Di mana bintik-bintik tersebut adalah bumi dan benda-benda angkasa lainnya. Apabila kita berjalan mengelilingi permukaan bola berkeliling, akhirnya kita akan kembali ke titik yang sama. Permukaan bola tersebut adalah dua dimensi. Sedangkan alam semesta yang sesungguhnya adalah ruang tiga dimensi yang melengkung seperti permukaan balon itu. Jadi penggambarannya sangat sulit sekali sehingga diperumpamakan dengan sisi bola yang dua dimensi agar memudahkan penjelasannya.

2. Langit kedua

Seperti diterangkan sebelumnya bahwa setiap lapisan langit tersusun secara dimensional. Diasumsikan bahwa pertambahan dimensi setiap lapisan adalah 1 dimensi. Jadi apabila langit pertama atau langit dunia kita ini berdimensi 3, maka langit kedua berdimensi 4. Langit kedua ini kemungkinan dihuni oleh makhluk berdimensi 4, yakni bangsa jin.

Bayangkanlah permukaan tembok dan sebuah ruangan yang dikelilingi oleh dinding-dindingnya. Umpamakan ada dua jenis makhluk yang tinggal di sana. Makhluk pertama adalah makhluk bayang-bayang yang hidup di permukaan tembok berdimensi 2. Sedangkan makhluk kedua adalah makhluk balok berdimensi 3. Ingatlah analogi alam berdimensi 3 dengan makhluk manusianya adalah permukaan tembok dan makhluk bayang-bayangnya, sedangkan alam berdimensi 4 dan makhluk jinnya adalah ruangan berdimensi 3 dengan baloknya.

Tampak dengan mudah dilihat bahwa kedua alam berdampingan dan kedua makhluk hidup di alam yang berbeda. Kedua makhluk juga mempunyai dimensi yang berbeda, bayang-bayang berdimensi 2 sedangkan balok berdimensi 3. Makhluk berdimensi 2, yaitu bayang-bayang tidak bisa memasuki ruangan berdimensi 3, dia tetap berada di tembok, sedangkan makhluk berdimensi 3 yakni balok dapat memasuki alam berdimensi 2, yakni tembok. Bagaimanakah caranya balok bisa memasuki dinding yang berdimensi 2?

Balok yang berdimensi 3 memiliki permukaan berdimensi 2 yakni bagian sisi-sisinya. Apabila si balok ingin memasuki alam berdimensi dua, dia cukup menempelkan bagian sisinya yang berdimensi 2 ke permukaan tembok. Bagian sisi balok sudah memasuki alam berdimensi 2 permukaan tembok. Bagian sisi balok ini dapat dilihat oleh makhluk bayang-bayang di tembok sebagai makhluk berdimensi 2 juga. Analoginya adalah jin yang dilihat oleh kita penampakannya di alam dunia sebenarnya berdimensi 4 tetapi oleh indera kita dilihat sebagai makhluk berdimensi 3 seperti tampaknya sosok kita manusia.

3. Langit ketiga sampai dengan langit ketujuh

Langit ketiga sampai dengan keenam dihuni oleh arwah-arwah, sedangkan langit ke tujuh adalah alam akhirat dengan surga dan nerakanya. Analoginya sama dengan langit kedua di atas, karena pengetahuan kita hanya sampai kepada alam berdimensi 3.

Dapat diartikan bahwa sebenarnya alam semesta ini ada dalam satu ruang lingkup namun berbeda tingkatannya. Tingkatan yang dimaksud disini adalah tingkatan kepadatan partikel dan dimensi penyusun bentuk atau zatnya. Dengan demikian, dunia tempat kita berpijak ini titik koordinatnya sama dengan dunia pada dimensi lain hanya saja terpisah alam atau dimensi. Nah, cerita ini agak sedikit berbeda ni dengan yang pernah saya tulis di Misteri Luas Alam Semesta dan Ramalan Perbintangan (2).

Tingkatan Mahluk dan Unsur Kehidupan

Ini dari pendapat saya sendiri setelah mengamati dan membaca banyak buku kemungkinan mahluk hidup yang ada dialam semesta ini tercipta dari beberapa tingkatan partikel atau penyusun jasadnya. Dari adanya perbedaan dimensi tersebut maka dapat difikirkan bahwa mahluk hidup dan unsurnya juga memiliki beberapa tingkatan. Mulai dari unsur yang keras dan padat, cair, gas, dan cahaya. Partikel yang paling padat adalah benda keras dan tampak dengan kasat mata seperti kita manusia yang terbentuk dari banyak partikel padat, tanah, batu, pasir, debu, termasuk air, sedangkan partikel padat yang paling kecil adalah gas. Mahluk yang tercipta dari partikel padat ini adalah seperti manusia, hewan, tumbuhan, beserta semua benda yang ada di alam semesta Dimensi 3 kita ini.

Partikel kedua adalah partikel halus yang tidak kasat mata seperti listrik, bau, suara, angin atau udara, partikel ini memiliki unsur penyusun tetapi sangatlah halus atau ghaib. Misalnya listrik yang tersusun dari ion2 positif dan negatif, dan udara yang merupakan partikel ringan yang melayang atau Oksigen. Partikel ini tidak dapat ditangkap dan dilihat tetapi dapat dirasakan serta dapat juga memberikan sentuhan, dorongan, panas, dingin, serta getaran. Misalnya angin yang bergesek dengan benda padat akan menghasilkan suara, demikian pula suara yang kita keluarkan dari mulut adalah hasil gesekan antara angin yang keluar dari paru2 kita dengan pita suara.

Partikel yang paling halus lagi adalah api, dimana api ini sifatnya hidup, membutuhkan oksigen dan mengeluarkan unsur panas. Api tidak dapat disentuh tetapi dapat dilihat karena adanya cahaya yang merupakan hasil dari pembakarannya dan dapat dirasakan yakni adanya panas. Api juga memiliki warna sehingga cahaya yang dihasilkannya juga bisa menghasilkan warna tergantung unsur pembakarnya. Mahluk yang tercipta dari api ini adalah sebangsa jin yang berada di Dimensi 4.

Partikel yang sangat halus adalah cahaya, cahaya ini sebenarnya berasal dari adanya api atau pembakaran. Cahaya tidak terpengaruh dengan hukum2 fisika dan momentum. Cahaya dapat mengisi ruang gelap, dan dapat pula berwarna sesuai dengan warna dari unsur padat yang dipantulkannya. Cahaya tidak dapat dipegang, kalaupun bisa dilihat sifatnya adalah semu… dan tidak bisa kita gambarkan dengan rumus kimia apapun. Mahluk yang tercipta dari cahaya ini adalah bangsa Malaikat dan berada di Dimensi 9.

Selanjutnya ada lagi yang misteri, yaitu ruh… apakah ruh ini bisa digambarkan dengan lugas seperti yang dijelaskan dalam dimensi2 diatas? Kemungkinan, ruh ini lebih halus lagi dari semua unsur yang kita kenal.. ruh inilah yang hidup dan kekal tidak mati. Artinya meskipun jasad kita telah mati, akan tetapi itu tidak berlaku pada ruh. Apakah benar ruh juga berada pada dimensi yang berbeda seperti yang dijelaskan pada cerita diatas? Ruh orang yang telah mati akan tertahan sementara di alam atau dimensi lain sebelum akhirnya nanti dikumpulkan dan dihidupkan kembali, yaitu alam barzah. Benarkah..? ini opini berdasarkan yang pernah saya baca dan dengar saja. Ruh ini tidak terpengaruh oleh waktu, sehingga sifatnya kekal.

Dengan demikian berarti kita manusia adalah mahluk yang paling rendah unsur penyusunnya, itulah sebabnya mengapa bangsa jin tidak mau bersujud dihadapan Adam karena mereka merasa bahwa mereka mahluk yang lebih tinggi dari manusia. Tetapi dari semua mahluk ciptaan Allah SWT, ruh kita adalah sama meskipun unsur penyusunnya berbeda. Benarkah demikian? Belum tahu kebenarannya ni karena belum ada juga dalil dan teorinya atau mungkin saya belum pernah baca kali ya?

Zat Sang Pencipta

Zat sang maha pencipta adalah zat yang maha mulia dan maha sempurna, kita tidak akan bisa mengetahui seperti apa zatnya dan seperti apa bentuknya. Allah SWT tidak berada di dimensi manapun, tapi meliputi semua dimensi itu. Wajah Allah tidak serupa dengan wajah manapun. Dalam keberadaannya,Tuhan tidak bukan berada di sini bukan di situ, bukan begini bukan begitu. Tidak ada yang bisa menjelaskan kecuali Allah sendiri yg menjelaskan.

Muhammad SAW sendiri terpesona dan tidak mampu berkata apa-apa ketika berhadapan dengan Allah Swt, lalu beliau tersungkur dan tidak mampu memandang. Nabi Musa As pun tersungkur menatap kehadiran Allah di bukit Sinai, untuk itu Allah “terpaksa” menghadirkan simbol di dimensi ketiga berupa pancaran api yang membakar ilalang agar Musa sanggup menghadapinya.

Keajaiban Isra dan Miraj

Cerita mengenai luasnya alam semesta ini sebenarnya bisa dijelaskan melalui peristiwa perjalanan Rasulullah saat Isra’ Mi’raj… Saya aja baru menyadari akan hal ini, padahal dari kecil acara Isra’ Mi’raj selalu saya ikuti tapi maksudnya yang diambil hikmahnya hanya perintah menunaikan ibadah Sholat lima waktu. Ternyata ada ilmu pengetahuannya juga bila kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu segi keilmuan.

Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surah Al-Israa’ ayat 1:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.

Selain Jibril as dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.

Pertanyaan mendasar adalah bagaimanakah perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat? Untuk malaikat dan Buraq tidak ada masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi. Badan kita mungkin akan terserai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa terlepas.

Jawaban yang paling mungkin untuk pertanyaan itu adalah tubuh Rasulullah Saw diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi?

Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Nah, kalau dihitung jarak Mekkah – Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.

Sesampainya di Palestina tubuh Rasulullah Saw dikembalikan menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum. Dari Palestina dilanjutkan dengan perjalanan antar dimensi ke Sidratul Muntaha, yakni dari langit dunia (langit pertama) ke langit kedua, ketiga sampai dengan langit ketujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha.

Yang perlu dipahami adalah perjalanan antar dimensi bukanlah perjalanan berjarak jauh atau pengembaraan angkasa luar, melainkan perjalanan menembus batas dimensi. Karena walaupun tubuh Rasulullah Saw diubah menjadi cahaya seperti perjalanan dari Mekkah ke Palestina, tidak akan selesai menempuh perjalanan di langit pertama saja. Bukankah untuk menempuh diameter alam semesta diperlukan 30 miliar tahun dengan menggunakan kecepatan cahaya. Jadi bagaimana caranya?

Seperti telah disebutkan di atas dalam penjelasan posisi antar dimensi bahwa posisi langit kedua dengan langit pertama dianalogikan seperti sebuah ruangan berdimensi 3 dengan dinding tembok berdimensi 2. Makhluk bayangan berdimensi 2 di tembok tidak bisa memasuki ruangan berdimensi 3, kecuali ada bantuan dari makhluk berdimensi lebih tinggi, minimal dari makhluk berdimensi 3, yakni balok. Caranya si balok menempelkan salah satu sisinya ke tembok dan makhluk bayangan menempelkan diri ke sisi balok itu. Dengan menempel di sisi balok dan mengikutinya, makhluk bayangan bisa memasuki ruang berdimensi 3 dan meninggalkan wilayah berdimensi 2, yakni dinding tembok.

Begitulah kira-kira analogi bagaimana Rasulullah Saw melakukan perjalanan antar dimensi. Dengan kehendak Allah Swt, Jibril membawa Rasulullah Saw melakukan perjalanan dari langit pertama hingga langit ketujuh lalu ke Sidratul Muntaha. Perjalanan ini bukan perjalanan jauh seperti telah disebutkan tadi. Kejadian itu terjadi di tempat Rasulullah Saw terakhir duduk shalat di Masjidil Aqsa Palestina, karena ruang berdimensi 4, 5 dan seterusnya itu persis berada di sebelah kita, hanya kita tidak melihatnya dan tidak bisa mencapainya.

Wajar saja perjalanan Isra Miraj Rasulullah Saw dari Mekkah ke Palestina dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha hanya terjadi dalam semalam. Bayangkan dalam zaman ketika pemahaman manusia tentang sains dan teknologi belum seperti sekarang, seorang Abu Bakar Ash Shiddiq Ra. Sahabat yang suci bisa beriman dan menerima kebenaran cerita Rasulullan Saw tanpa sanggahan.

Begitu dekatnya jarak alam dunia (langit pertama) dengan alam akhirat (langit ketujuh) yang sangat dekat sudah digambarkan oleh hadist dari Jabir bin Abdullah. Ketika itu Rasulullah Saw didatangi oleh lelaki berwajah bersih dan berbaju putih (yang ternyata adalah malaikan Jibril as yang memasuki dimensi alam manusia) :

Bertanya orang itu lagi (yakni Jibril as), “Berapakah jaraknya dunia dengan akhirat?” Bersabda Rasulullah SAW, “Hanya sekejap mata saja.”

Wallahua’lam

Sebenarnya tulisan diatas saya rangkum dari berbagai sumber, tetapi sudah saya gabung2kan dengan teori yang menurut saya masih perlu dicari kebenarannya… kenapa? Karena seperti yang anda lihat diprofil, saya pencari kebenaran… ;p

Tapi kebenaran yang diungkap ini bukan untuk mencari fakta kesalahan, tetapi untuk menguatkan iman kita betapa maha agungnya Allah SWT sebagai pencipta. Betapa luasnya alam semesta yang diciptakannya. Hingga saat ini misteri 7 lapis langit ini masih banyak perdebatannya, karena maklum manusia ini penuh dengan logika dan terlalu rasional… maka Allah SWT menyuruh kita memperkuat iman baru akal fikiran, agar kita tidak sesat karena pemikiran kita sendiri.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Main2 lah ke kalimantan ya. Hee

OTOMOTIF mengatakan...

Subhanalloh