Jika banyak cewek berusaha mempertahankan keperwanannya sebelum menikah demi kehormatan dan harga diri, maka keputusan berbalik diambil oleh para cewek ini yang memilih untuk melelang keperawanan mereka.
Para cewek ini terdiri dari gadis berusia 16 tahun hingga model, siapa sajakah mereka? berikut 9 cewek yang menjual keperawanannya.
Seorang model dari Peru ini pada 2005 lalu melelang keperawannya, kala itu di usianya yang masih menginjak angka 18 tahun ia sudah menawarkan keperawannya seharga US$1,5 juta atau setara dengan Rp14,4 miliar waktu itu.
Hal ini dilakukannya karena butuh uang untuk biaya pengobatan ibunya, dan menghidupi adiknya. Namun, Yataco akhirnya mengundurkan diri dari lelang tersebut.
Namun, Selentingan mengatakan dia mendapat harga Rp 15 miliar untuk barang berharganya tersebut.
Sekitar September 2008, cewek berusia 22 tahun ini melelang keperawanannya seharga US$3,8 juta atau sekitar Rp41,8 miliar kala itu.
nampaknya mencatat sejarah dan berhasil menjual keperawanannya seharga Rp 35,8 miliar. Ini nilai paling tinggi dibandingkan dengan perempuan lain melakukan hal sama.
Dylan saat menjual kegadisannya berusia 22 tahun. Dia mengaku masih perawan dan alasan dia menawarkan miliknya paling berharga sangat konyol. Dia malu lantaran di umur kepala dua belum pernah melakukan hubungan seks.
Dan adalah Dennis Hof, seorang pemilik peternakan kelinci dari Nevada yang memenangkan lelangnya. Namun kabar ini simpang siur, ada yang berujar jika Dennis hanya membayar seharga US$250 ribu atau setara dengan Rp2,4 miliar saja.
Dengan nama samaran ‘Ungirl’, seorang gadis berusia 19 tahun dari Selandia Baru melelang keperawanannya seharga US$32 ribu atau setara dengan Rp307,3 juta. Namun sayang ia hanya hanya menerima nominal sembilan digit untuk hal berharga miliknya itu.
Alina Percea, gadis 18 tahun asal Rumania ini melelang keperawanannya untuk membayar sekolah dengan mematok harga 50 ribu Euro atau setara dengan Rp700 juta pada masa itu. Namun setelah beberapa hari, penawaran tertinggi hanya jatuh di angka 5 ribu Euro atau sekitar Rp70 jutaan.
Gadis lesbian dari Inggris, Rosie Reid, memutuskan untuk melelang keperawanannya dan mematok harga US$13 ribu atau setara dengan Rp124,8 juta. Ia melakukannya untuk biaya masuk Bristol University.
Seorang insinyur berstatus duda dengan dua anak berusia 44 tahun berhasil memenangkan keperawanan gadis berusia 18 tahun itu.
Namun ternyata Raffaella tidak benar-benar ingin menjual keperawanannya, Ia menolak kesempatan itu, dan kemudian mengundang tudingan banyak pihak bahwa ini hanyalah publisitas murahan saja.
Raffaela Fico model asal Italia
ini punya alasan yang juga bikin geleng-geleng kepala. Gara-gara ingin punya rumah, dia menjual kewanitaannya dan keperawananya senilai Rp 17,4 miliar.
Padahal penghasilan dia sebagai model dan guru akting cukup banyak. Fico tidak peduli siapa pun yang bisa membayar akan dilayaninya dengan baik meski saat itu dia sudah punya pacar dan kekasihnya menerima keputusan Fico.
Seorang gadis berusia 16 tahun tanpa identitas yang berasal dari Irlandia ini, melelang keperawanannya hinga akhirnya mendapatkan penawaran tertinggi seharga US$10 ribu atau sekitar Rp96 juta.
Gadis yang adalah seorang siswi sekolah Katolik ini berencana menggunakan uang tersebut untuk membiayai sekolah seni. Namun kala identitasnya terbongkar, gadis itu mengaku hanya bercanda dengan iklan lelangnya.
Keputusan pemudi berusia 20 tahun ini memang cukup berani. Oktober lalu, gadis Brazil, Catarina Migliorini dengan penuh keberanian melelang keperawanannya pada seluruh cowok di dunia. Adalah Natsu, cowok asal Jepang yang berhasil memenangkan lelang tersebut. Ia bersedia membayar US$780 ribu atau sekitar Rp7,4 miliar untuk bisa melakukan malam pertama dengan Catarina.
Bukan hanya untuk dirinya sendiri, gadis ini berjanji akan memberikan 90% dari hasil penjualan keperawanannya untuk yayasan yang membangun rumah untuk orang-orang tak mampu di negara asalnya. Untuk menghindari hukum yang melarang adanya prostitusi, Natsu dan Catarina terbang dari Australia ke Amerika dan menyelesaikan transaksi mereka pada tanggal 12-16 November 2012 lalu.
Gadis 18 tahun dari Russia bernama Lera membuat heboh dunia maya terutama di Russia karena menawarkan keperawanannya lewat blognya dengan harga penawaran US$ 5000.
Lera berpose hot dan menuliskan penawarannya di dadanya. Belum jelas motivasinya untuk menawarkan keperawanannya di internet.
Mencengangkan bukan dan terasa geli bila mengetahui ada beberapa gadis yang melakukan hal tersebut. Tapi ini adalah Fakta dan semua kembali kepada hak masing-masing.
Kisah Seorang Wanita Yang Menjual Keperawanannya
*
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri.Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.
Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa. Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukkan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
”Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
”Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
”Jual? Apakah anda menjual sesuatu disini? ”
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
”Ok, lah. Apapun yang akan anda jual,ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
”Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu. Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya,” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya.”
” Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. pikirnya
” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? ”
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
” Saya sudah dapatkan seorang penawar.Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ”Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, anda pun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adil kan. Kita sama-sama butuh … ”
” Saya ingin tawaran tertinggi … ”Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift. Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua. ” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan hargaRp. 7 juta untuk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arahwanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin saya sudah kasihkamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika.
” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita enggak ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu. Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ”Petugas satpam itu menunjuk kearah wanita tadi. Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini. “Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter.
” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya denganwanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak … wanitaitu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapa pun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menujukamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih…. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis.Pria ini sadar, bahwa dihadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai.Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanita ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada! ” kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak … tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhanlah yang akan menjaga kehormatan kita … ”
Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar. Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakkan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan ….
” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …” (Syamsudin)
"Daripada Keperawanan Saya Diserahkan ke Pacar...
Para cewek ini terdiri dari gadis berusia 16 tahun hingga model, siapa sajakah mereka? berikut 9 cewek yang menjual keperawanannya.
Seorang model dari Peru ini pada 2005 lalu melelang keperawannya, kala itu di usianya yang masih menginjak angka 18 tahun ia sudah menawarkan keperawannya seharga US$1,5 juta atau setara dengan Rp14,4 miliar waktu itu.
Hal ini dilakukannya karena butuh uang untuk biaya pengobatan ibunya, dan menghidupi adiknya. Namun, Yataco akhirnya mengundurkan diri dari lelang tersebut.
Namun, Selentingan mengatakan dia mendapat harga Rp 15 miliar untuk barang berharganya tersebut.
Sekitar September 2008, cewek berusia 22 tahun ini melelang keperawanannya seharga US$3,8 juta atau sekitar Rp41,8 miliar kala itu.
nampaknya mencatat sejarah dan berhasil menjual keperawanannya seharga Rp 35,8 miliar. Ini nilai paling tinggi dibandingkan dengan perempuan lain melakukan hal sama.
Dylan saat menjual kegadisannya berusia 22 tahun. Dia mengaku masih perawan dan alasan dia menawarkan miliknya paling berharga sangat konyol. Dia malu lantaran di umur kepala dua belum pernah melakukan hubungan seks.
Dan adalah Dennis Hof, seorang pemilik peternakan kelinci dari Nevada yang memenangkan lelangnya. Namun kabar ini simpang siur, ada yang berujar jika Dennis hanya membayar seharga US$250 ribu atau setara dengan Rp2,4 miliar saja.
Dengan nama samaran ‘Ungirl’, seorang gadis berusia 19 tahun dari Selandia Baru melelang keperawanannya seharga US$32 ribu atau setara dengan Rp307,3 juta. Namun sayang ia hanya hanya menerima nominal sembilan digit untuk hal berharga miliknya itu.
Alina Percea, gadis 18 tahun asal Rumania ini melelang keperawanannya untuk membayar sekolah dengan mematok harga 50 ribu Euro atau setara dengan Rp700 juta pada masa itu. Namun setelah beberapa hari, penawaran tertinggi hanya jatuh di angka 5 ribu Euro atau sekitar Rp70 jutaan.
Gadis lesbian dari Inggris, Rosie Reid, memutuskan untuk melelang keperawanannya dan mematok harga US$13 ribu atau setara dengan Rp124,8 juta. Ia melakukannya untuk biaya masuk Bristol University.
Seorang insinyur berstatus duda dengan dua anak berusia 44 tahun berhasil memenangkan keperawanan gadis berusia 18 tahun itu.
6. Raffaella Fico
Model yang pernah tampil di acara reality show Italian Big Brother ini melelang keperawannya dan menerima tawaran tertinggi seharga 855 ribu pound atau setara dengan Rp15 miliar. Namun ternyata Raffaella tidak benar-benar ingin menjual keperawanannya, Ia menolak kesempatan itu, dan kemudian mengundang tudingan banyak pihak bahwa ini hanyalah publisitas murahan saja.
Raffaela Fico model asal Italia
ini punya alasan yang juga bikin geleng-geleng kepala. Gara-gara ingin punya rumah, dia menjual kewanitaannya dan keperawananya senilai Rp 17,4 miliar.
Padahal penghasilan dia sebagai model dan guru akting cukup banyak. Fico tidak peduli siapa pun yang bisa membayar akan dilayaninya dengan baik meski saat itu dia sudah punya pacar dan kekasihnya menerima keputusan Fico.
Seorang gadis berusia 16 tahun tanpa identitas yang berasal dari Irlandia ini, melelang keperawanannya hinga akhirnya mendapatkan penawaran tertinggi seharga US$10 ribu atau sekitar Rp96 juta.
Gadis yang adalah seorang siswi sekolah Katolik ini berencana menggunakan uang tersebut untuk membiayai sekolah seni. Namun kala identitasnya terbongkar, gadis itu mengaku hanya bercanda dengan iklan lelangnya.
Keputusan pemudi berusia 20 tahun ini memang cukup berani. Oktober lalu, gadis Brazil, Catarina Migliorini dengan penuh keberanian melelang keperawanannya pada seluruh cowok di dunia. Adalah Natsu, cowok asal Jepang yang berhasil memenangkan lelang tersebut. Ia bersedia membayar US$780 ribu atau sekitar Rp7,4 miliar untuk bisa melakukan malam pertama dengan Catarina.
Bukan hanya untuk dirinya sendiri, gadis ini berjanji akan memberikan 90% dari hasil penjualan keperawanannya untuk yayasan yang membangun rumah untuk orang-orang tak mampu di negara asalnya. Untuk menghindari hukum yang melarang adanya prostitusi, Natsu dan Catarina terbang dari Australia ke Amerika dan menyelesaikan transaksi mereka pada tanggal 12-16 November 2012 lalu.
Gadis 18 tahun dari Russia bernama Lera membuat heboh dunia maya terutama di Russia karena menawarkan keperawanannya lewat blognya dengan harga penawaran US$ 5000.
Lera berpose hot dan menuliskan penawarannya di dadanya. Belum jelas motivasinya untuk menawarkan keperawanannya di internet.
Mencengangkan bukan dan terasa geli bila mengetahui ada beberapa gadis yang melakukan hal tersebut. Tapi ini adalah Fakta dan semua kembali kepada hak masing-masing.
Kisah Seorang Wanita Yang Menjual Keperawanannya
*
Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak dipojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri.Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.
Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa. Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukkan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
”Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
”Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
”Jual? Apakah anda menjual sesuatu disini? ”
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
”Ok, lah. Apapun yang akan anda jual,ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
”Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu. Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya,” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya.”
” Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. pikirnya
” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? ”
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
” Saya sudah dapatkan seorang penawar.Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ”Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, anda pun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adil kan. Kita sama-sama butuh … ”
” Saya ingin tawaran tertinggi … ”Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift. Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua. ” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan hargaRp. 7 juta untuk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arahwanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin saya sudah kasihkamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika.
” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita enggak ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu. Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ”Petugas satpam itu menunjuk kearah wanita tadi. Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini. “Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter.
” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya denganwanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak … wanitaitu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapa pun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menujukamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih…. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis.Pria ini sadar, bahwa dihadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai.Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanita ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada! ” kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak … tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhanlah yang akan menjaga kehormatan kita … ”
Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar. Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakkan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan ….
” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …” (Syamsudin)
"Daripada Keperawanan Saya Diserahkan ke Pacar...
"BENGKULU, KOMPAS.com — N, salah seorang siswi sekolah menengah atas (SMA) di Kota Bengkulu yang bersedia menukarkan keperawanannya dengan BlackBerry, menilai tindakan yang dilakukannya itu lebih baik daripada keperawanannya diserahkan kepada pacar.
"Saya memang sangat ingin punya BlackBerry, pakaian seksi, dan cantik, namun tak punya uang cukup untuk membelinya. Jadi lebih baik saya tukar saja keperawanan dengan BB daripada diserahkan kepada pacar, tidak mendapatkan apa-apa," kata N, Minggu (8/12/2013).
N merupakan seorang siswi yang menjual keperawanannya hanya demi satu unit BlackBerry. Gadis ini mengaku memiliki banyak teman sesama pelajar SMA yang juga berprofesi menjajakan diri. Menurut dia, rata-rata temannya sudah lama menggeluti aktivitas tersebut.
Dia juga menceritakan, kebanyakan para siswi penjual diri terjun ke dunia gelap berawal dari pacaran. "Awalnya mereka pacaran, lalu coba-coba melakukan hubungan intim, setelah melakukan hubungan intim, lelakinya lari meninggalkan, akhirnya karena merasa sudah 'rusak', mereka jual diri," beber N.
Berkaca dari pengalaman itulah, N lebih memilih menukarkan keperawanannya dengan BlackBerry ketimbang menyerahkannya kepada pacar.
"Pacaran itu palsu, cenderung banyak merugikan perempuan. Ketika keperawanan sudah diambil pacar, maka dia lari begitu saja. Sementara perempuannya sedih, daripada sedih kan mendingan cari uang," katanya lagi.
Namun, pembicaraan Kompas.com dengan N tidak berlangsung lama setelah gadis ini menyadari lawan bicaranya tidak berniat untuk "membeli" keperawanannya. N pun berlalu begitu saja dengan wajah cemberut.
Selang beberapa jam kemudian, Kompas.com bertemu dengan salah seorang mahasiswa semester II di salah satu universitas negeri di Bengkulu. Pria berinisial DL ini mengaku memiliki kisah yang lengkap mengenai "bisnis keperawanan" ini. DL merupakan alumnus salah satu SMA negeri di Kota Bengkulu, yang pernah mengantar seorang siswi menjual keperawanannya ke pria hidung belang.
"Sekitar satu tahun lalu, tepatnya ketika saya masih kelas III SMA, saya memiliki teman wanita yang melakukan transaksi seperti itu," kata DL saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu, belum lama ini.
Dia mengisahkan bahwa fenomena "barter" keperawanan siswi SMA dengan BlackBerry sering terjadi. "Masih mending BB, malah ada yang ingin beli helm bogo rela jual perawan," kata DL dengan serius.
DL mengisahkan, sekitar setahun lalu, saat masih belajar di bangku SMA, dia memiliki beberapa teman yang nyambi sebagai pekerja seks dengan motif beragam. Umumnya, kata DL, mereka memiliki komunitas atau kelompok di sekolah. Namun, dari segi penampilan saat di sekolah, mereka biasa saja, tidak mencolok.
Selanjutnya, dalam satu kelompok itu, kata DL, terdapat satu orang siswi yang mengaku masih perawan atau tidak bekerja sebagai pekerja seks. Siswi itu berinisial C. Dalam komunitas tersebut, C terbilang siswi sederhana, tidak memiliki BlackBerry, dan pakaiannya pun biasa-biasa saja.
Awalnya, C merasa minder karena memiliki teman satu kelompok yang semuanya menggunakan BlackBerry, pakaian bagus, dan berduit. "C pada waktu itu sering curhat ke aku kalau dia ingin memiliki BlackBerry. Dari teman satu komunitasnya, C diajarkan untuk menjual diri ke om-om atau lelaki hidung belang, apalagi perawan akan jauh lebih mahal," beber DL.
Seiring waktu, kata DL, hasrat menjual keperawanannya tak dapat dibendung. Maka, C pun bersedia menjual keperawanannya demi mendapatkan BlackBerry. Penjualan keperawanan itu, kata DL, difasilitasi oleh salah seorang rekan C di komunitasnya.
"Dia sering memperlihatkan SMS dari seorang pria yang bersedia membeli keperawanannya. Saya ingat betul dua minggu dia berpikir, lalu memutuskan untuk menjual keperawanannya, dan saya salah seorang yang ikut mengantarnya ke salah satu hotel di Kota Bengkulu," kenang DL.
DL menyebutkan, C menjual keperawanannya saat jam sekolah, sekitar pukul 11.00 WIB, di salah satu hotel. Cukup lama DL menunggu. Hingga pukul 18.00 WIB, lalu C dan "pembelinya" keluar dari hotel.
"Dari transaksi tersebut saya diberi uang sebesar Rp 500.000 oleh C. Namun, sejak itulah C sering termenung sendirian di sekolah, bahkan dia kerap kesurupan pada saat jam belajar dan membingungkan para guru di sekolah," tambah DL.
DL mengakui keseringan menonton film biru atau porno merupakan salah satu penyebab C ingin menjual keperawanan. Artinya, kata dia, fenomena asusila itu tidak saja dilandasi motif ekonomi, tetapi juga rasa ingin tahu rasanya berhubungan intim.
"Sekarang ini mana ada anak sekolah tidak pernah nonton film begituan. Jangankan SMA, SMP saja sudah banyak simpan video begituan di HP," sela DL.
Komunitas siswi C sering keluar malam. Mereka keluar rumah tanpa sepengetahuan orangtua. Modusnya macam-macam, ada yang pada pukul 08.30 WIB, mereka masuk kamar untuk berpura-pura tidur, padahal mereka keluar rumah lewat pintu kamar yang terhubung keluar. "Ini semakin diperparah orangtua yang tidak pernah mengecek keberadaan mereka di kamar," kata DL.
Ada juga modus mereka pamit kepada orangtua untuk menginap di rumah salah seorang teman, padahal mereka sedang melayani om-om atau "konsumen".
Kini, kata DL, siswi C telah merantau ke Bandung, tetapi dia tidak tahu apakah melanjutkan kuliah atau bekerja. "Dia teman akrab saya, namun kabar terakhir dia ada di Bandung dan tidak tahu kuliah apa kerja," jelasnya.
Penelusuran dilanjutkan kepada seseorang yang pernah membeli keperawanan siswi seharga BlackBerry baru. Dia adalah salah seorang sopir angkutan umum travel antarkabupaten di Bengkulu berinisial A. Namun sayangnya, A enggan berkomentar banyak.
"Ah, sudahlah, Mas, itu masa lalu. Kalau mau diikuti, nafsu ini enggak ada habisnya. Saya sudah berhenti dari kerjaan gitu," elak A.
"Saya memang sangat ingin punya BlackBerry, pakaian seksi, dan cantik, namun tak punya uang cukup untuk membelinya. Jadi lebih baik saya tukar saja keperawanan dengan BB daripada diserahkan kepada pacar, tidak mendapatkan apa-apa," kata N, Minggu (8/12/2013).
N merupakan seorang siswi yang menjual keperawanannya hanya demi satu unit BlackBerry. Gadis ini mengaku memiliki banyak teman sesama pelajar SMA yang juga berprofesi menjajakan diri. Menurut dia, rata-rata temannya sudah lama menggeluti aktivitas tersebut.
Dia juga menceritakan, kebanyakan para siswi penjual diri terjun ke dunia gelap berawal dari pacaran. "Awalnya mereka pacaran, lalu coba-coba melakukan hubungan intim, setelah melakukan hubungan intim, lelakinya lari meninggalkan, akhirnya karena merasa sudah 'rusak', mereka jual diri," beber N.
Berkaca dari pengalaman itulah, N lebih memilih menukarkan keperawanannya dengan BlackBerry ketimbang menyerahkannya kepada pacar.
"Pacaran itu palsu, cenderung banyak merugikan perempuan. Ketika keperawanan sudah diambil pacar, maka dia lari begitu saja. Sementara perempuannya sedih, daripada sedih kan mendingan cari uang," katanya lagi.
Namun, pembicaraan Kompas.com dengan N tidak berlangsung lama setelah gadis ini menyadari lawan bicaranya tidak berniat untuk "membeli" keperawanannya. N pun berlalu begitu saja dengan wajah cemberut.
Selang beberapa jam kemudian, Kompas.com bertemu dengan salah seorang mahasiswa semester II di salah satu universitas negeri di Bengkulu. Pria berinisial DL ini mengaku memiliki kisah yang lengkap mengenai "bisnis keperawanan" ini. DL merupakan alumnus salah satu SMA negeri di Kota Bengkulu, yang pernah mengantar seorang siswi menjual keperawanannya ke pria hidung belang.
"Sekitar satu tahun lalu, tepatnya ketika saya masih kelas III SMA, saya memiliki teman wanita yang melakukan transaksi seperti itu," kata DL saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu, belum lama ini.
Dia mengisahkan bahwa fenomena "barter" keperawanan siswi SMA dengan BlackBerry sering terjadi. "Masih mending BB, malah ada yang ingin beli helm bogo rela jual perawan," kata DL dengan serius.
DL mengisahkan, sekitar setahun lalu, saat masih belajar di bangku SMA, dia memiliki beberapa teman yang nyambi sebagai pekerja seks dengan motif beragam. Umumnya, kata DL, mereka memiliki komunitas atau kelompok di sekolah. Namun, dari segi penampilan saat di sekolah, mereka biasa saja, tidak mencolok.
Selanjutnya, dalam satu kelompok itu, kata DL, terdapat satu orang siswi yang mengaku masih perawan atau tidak bekerja sebagai pekerja seks. Siswi itu berinisial C. Dalam komunitas tersebut, C terbilang siswi sederhana, tidak memiliki BlackBerry, dan pakaiannya pun biasa-biasa saja.
Awalnya, C merasa minder karena memiliki teman satu kelompok yang semuanya menggunakan BlackBerry, pakaian bagus, dan berduit. "C pada waktu itu sering curhat ke aku kalau dia ingin memiliki BlackBerry. Dari teman satu komunitasnya, C diajarkan untuk menjual diri ke om-om atau lelaki hidung belang, apalagi perawan akan jauh lebih mahal," beber DL.
Seiring waktu, kata DL, hasrat menjual keperawanannya tak dapat dibendung. Maka, C pun bersedia menjual keperawanannya demi mendapatkan BlackBerry. Penjualan keperawanan itu, kata DL, difasilitasi oleh salah seorang rekan C di komunitasnya.
"Dia sering memperlihatkan SMS dari seorang pria yang bersedia membeli keperawanannya. Saya ingat betul dua minggu dia berpikir, lalu memutuskan untuk menjual keperawanannya, dan saya salah seorang yang ikut mengantarnya ke salah satu hotel di Kota Bengkulu," kenang DL.
DL menyebutkan, C menjual keperawanannya saat jam sekolah, sekitar pukul 11.00 WIB, di salah satu hotel. Cukup lama DL menunggu. Hingga pukul 18.00 WIB, lalu C dan "pembelinya" keluar dari hotel.
"Dari transaksi tersebut saya diberi uang sebesar Rp 500.000 oleh C. Namun, sejak itulah C sering termenung sendirian di sekolah, bahkan dia kerap kesurupan pada saat jam belajar dan membingungkan para guru di sekolah," tambah DL.
DL mengakui keseringan menonton film biru atau porno merupakan salah satu penyebab C ingin menjual keperawanan. Artinya, kata dia, fenomena asusila itu tidak saja dilandasi motif ekonomi, tetapi juga rasa ingin tahu rasanya berhubungan intim.
"Sekarang ini mana ada anak sekolah tidak pernah nonton film begituan. Jangankan SMA, SMP saja sudah banyak simpan video begituan di HP," sela DL.
Komunitas siswi C sering keluar malam. Mereka keluar rumah tanpa sepengetahuan orangtua. Modusnya macam-macam, ada yang pada pukul 08.30 WIB, mereka masuk kamar untuk berpura-pura tidur, padahal mereka keluar rumah lewat pintu kamar yang terhubung keluar. "Ini semakin diperparah orangtua yang tidak pernah mengecek keberadaan mereka di kamar," kata DL.
Ada juga modus mereka pamit kepada orangtua untuk menginap di rumah salah seorang teman, padahal mereka sedang melayani om-om atau "konsumen".
Kini, kata DL, siswi C telah merantau ke Bandung, tetapi dia tidak tahu apakah melanjutkan kuliah atau bekerja. "Dia teman akrab saya, namun kabar terakhir dia ada di Bandung dan tidak tahu kuliah apa kerja," jelasnya.
Penelusuran dilanjutkan kepada seseorang yang pernah membeli keperawanan siswi seharga BlackBerry baru. Dia adalah salah seorang sopir angkutan umum travel antarkabupaten di Bengkulu berinisial A. Namun sayangnya, A enggan berkomentar banyak.
"Ah, sudahlah, Mas, itu masa lalu. Kalau mau diikuti, nafsu ini enggak ada habisnya. Saya sudah berhenti dari kerjaan gitu," elak A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar