orang sombong tak tahan mendengar kritik dan saran
Bila dikritik jadi emosi lebih sibuk membela diri daripada mentafakuri dan mensyukuriOrang sombong bila dikritik akan sakit hati, dendam dan sibuk balas mengkritik, bukannya sibuk memperbaiki diri
Semakin sombong semakin mudah tersinggung
orang sombong merasa kebenaran hanya miliknya sehingga sulit menerima pendapat yg lain
anehnya orang sombong tak merasa dirinya sombong, justru sibuk menganggap yg tak disukainya sbg orang sombong.
Mudah bagi kita utk menilai kesombongan orang lain tapi sulit sekali utk mengakui
kesombongan diri sendiri.
kesombongan orang lain tak berbahaya, tapi kesombongan diri kita pasti mencelakakan kita sendiri.
Orang sombong merasa spt diatas menara melihat orang2 ada dibawahnya. Pdhl menurut yg lihat, yg diatas itu kecil.
Orang Yang Merasa Dirinya Tidak Sombong Justru Orang Yang Sombong
SOMBONG. Perilaku negatif yang tidak disukai orang. Orang sombong, sedikit temannya. Orang sombong, dijauhi orang. Masalahnya, sombong itu apa? Orang yang sombong itu yang bagaimana? Apakah orang sombong merugikan orang lain? Kenapa orang menjadi sombong? Apakah sombong itu penyakit? Dan banyak hal tentang sombong. Ada hal-hal yang sudah kita ketahui tetapi ada pula hal-hal yang belum kita ketahui. Akibatnya, banyak orang memvonis orang lain sombong, padahal dirinya juga bisa dinilai orang lain sebagai orang sombong. Bahkan banyak orang tidak tahu bahwa orang yang merasa dirinya tidak sombong justru orang yang sombong.
A.Di bawah ada beberapa kejadian yang harus diperhatikan dan dianalisa secara cermat.
1. Sombongkah tetangga saya?
Saya punya tetangga depan rumah. Salah satunya seorang remaja. Tiap kali bertemu dengan saya, selalu memalingkan muka. Pura-pura tidak tahu. Perilakunya sama dengan ketua RT saya yang baru. Walaupun bertemu di jalan, tetap cuek. Sombongkah dia?
Saya yang lebih tuapun mencoba menegurnya dan dia mau membalas teguran saya. Kalau begitu, kenapa selama ini kalau bertemu dengan saya pura-pura tidak tahu? Kemungkinannya banyak. Antara lain, sejak kecil memang tidak pernah diajari menyapa orang lain terutama yang lebih tua. “Clingus” (rasa ingin menegur tetapi takut kalau tidak dibalas, malu, enggan, merasa rendah diri atau karena sudah menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan). Jadi yang terjadi selama ini, remaja itu tetap bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Tetapi, tetap saja kalau bertemu di jalan tidak menyapa saya. Sombongkah dia? Tidak. Pembawaannya memang begitu (clingus) atau kuper (kurang pergaulan).
2. Mengendarai moge HD sombongkah?
Seorang sahabat saya kadang-kadang bertemu saya tiap Sabtu atau Minggu. Saya memakai motor tiga roda berkanopi sedangkan teman saya memakai moge (motor gede) HD. Tiap kali bertemu dengan saya, dia selalu meledek :” Beli HD yang harganya ratusan juta, dong!. Buat apa naik motor tiga roda yang harganya murah? Ha ha ha…!”. Dia meledek. Sombongkah dia?
Karena saya sudah mengenalnya puluhan tahun, maka saya tahu dia bukanlah sombong. Dia sahabat baiknya. Sejak dulu memang dia suka bercanda dengan cara meledek. Tidak menyakitkan hati karena sejak dulu gaya bercandanya seperti itu. Saya memakluminya. Jadi, dia bukanlah orang sombong. Gaya bercandanya memang begitu.
3. Ada gelar sarjana di kartu namanya
Seorang sahabat saya pernah bercerita. Ketika dia dipindahtugaskan ke Sulawesi Selatan,maka hari pertama berkenalan dengan karyawan lama, diapun membagi-bagikan kartu namanya. Ternyata ada yang nyeletuk :” Sombong amat. Mentang-mentang sudah bergelar S1 dan S2″.
Sahabat saya terkejut mendapat respon seperti itu. Padahal maksudnya adalah memperkenalkan diri supaya karyawan-karyawan lama tahu namanya, alamatnya, nomor teleponnya dan lain-lain. Jadi, niatnya bukanlah untuk menyombongkan gelar sarjananya. Kalau memang kejadiannya, maka tidak bisa sahabat saya dikatakan sombong. Penilaian sombong muncul akibat kesalahpahaman saja.
4. Mengamalkan ilmu dianggap sombong
Saya memang punya pengetahuan banyak. Karena saya punya hobi menulis, maka sayapun sering membuat artikel di blog pribadi, blog pihak lain, di Facebook, surat kabar dan lain-lain. Untuk artikel kritik memang saya menggunakan gaya sarkasme sebab kritik saya tergolong kritik “keras”. Bahkan tak jarang saya menggunakan kalimat bernada membodoh-bodohkan. Ternyata, melalui inbox ada yang mengatakan saya ini sombong. Betulkah saya sombong?
Di dalam membuat status, artikel dan tulisan lainnya, tak ada niat untuk menyombongkan diri. Gaya bahasa sarkasme memang bisa memberi kesan itu. Gaya sarkasme sengaja saya pilih karena kalimatnya langsung “mengena”. Langsung “terasa”. Bukan sekadar menyalahkan, tetapi mengoreksi sesuatu yang selama ini dianggap benar oleh masyarakat padahal sesungguhnya tidak benar. Atau, menulis hal-hal yang belum dipahami masyarakat. Jadi, sifatnya adalah mengamalkan pengalaman, pengetahuan dan atau ilmu pengetahuan yang saya miliki dan memberikan pencerahan.
5. Membanggakan kekayaan termasuk sombongkah?
Hal ini biasanya terjadi dikalangan para penguasa, pemimpin, konglomerat, pengusaha, dan para pejabat negara serta keluarga mereka. Mereka membanggakan kedudukan dan hartanya sehingga merendahkan dan melecehkan orang lain.
Memang orang kaya punya segalanya. Punya rumah mewah, punya mobil mewah. Kalau mereka sering keliling kota menggunakan mobil mewah, apakah mereka orang sombong? Kalau seseorang punya rumah mewah sedangkan tetangga-tetangganya rumahnya sederhana, apakah dia termasuk sombong? Kalau dia menceritakan rasa bangganya atas kekayaannya, apakah dia termasuk sombong.
Kalau ternyata dia dalam posis menikmati kesuksesannya atas jerih payahnya berusaha secara halal atau berbisnis secara halal sehingga dia kaya raya, maka sebenarnya dia dalam posisi buan sombong, tetapi menikmati kesuksesan.
A.Definisi sombong
Kalau begitu, sombong itu yang bagaimana?
a.Menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah: tabiatnya agak aneh, sebentar — sebentar rendah hati (Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/sombong)
b. Rasulullah SAW: Sombong adalah “Perbuatan melecehkan orang lain dan menolak kebenaran” (HR Muslim dan Tirmidzi).
c. Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun mengesakan-Nya”. (Fathul Bari’ 10/601)
C.Ciri-ciri sombong
Dari definisi tersebut maka ciri-ciri orang sombong yaitu:
1.Menghargai diri sendiri secara berlebihan (termasuk narsis)
Bukan sombong: Menyadari bahwa dirinya memang mempunyai kelebihan dari pada orang lain dan berniat mengamalkan kelebihannya itu.
2.Melecehkan orang lain
Bukan sombong: Mengatakan bodoh kepada orang yang memang bodoh dengan tujuan memotivasi agar orang bodoh mauu berusaha untuk tidak menjadi bodoh.
3.Selalu merasa benar sendiri
Bukan sombong: Ada orang yang memang dalam posisi selalu benar. Ada argumentasi atau penalaran yang benar dan berdasarkan fakta.
4.Menolak kebenaran
Bukan sombong: Jika tidak sependapat dengan orang lain karena dari sudut ilmu logika pendapat orang lain memang tidak benar.
5.Tidak mau menghargai pendapat orang lain
Bukan sombong : Apabila pendapat orang lain memang salah dan ada argumentasi atau penalarannya yang bisa dipertanggungjawaban.
D.Sumber kesombongan
-Harta kekayaan
-Keturunan orang penting
-Amal atau ibadah
-Ketampanan atau kecantikan
Seperti apakah orang sombong ? tentunya setiap orang memiliki ekspektasi yang berbeda - beda dalam menilainya. Ada orang yang sombong karena tuntutan dan ada juga orang sombong karena bawaan sejak lahir dan biasanya akan bersifat sombong untuk berbagai hal. Oke langsung saja ini dia jenis - jenis orang sombong.
Kesimpulan
1. Kita harus hati-hati untuk menilai orang lain, sombong atau tidak. Harus kita ketahui motivasi atau tujuannya. Kalau tujuannya adalah memberikan pencerahan dan kebenaran, maka itu bukanlah kesombongan.
2.Orang yang merasa dirinya tidak sombong justru adalah orang yang sombong. Sebab, perasaan itu merupakan perasaan sok bersih, sok jujur, sok alim dan merasa hanya orang lain yang bisa sombong.
Semoga bermanfaat.
SOMBONG. Perilaku negatif yang tidak disukai orang. Orang sombong, sedikit temannya. Orang sombong, dijauhi orang. Masalahnya, sombong itu apa? Orang yang sombong itu yang bagaimana? Apakah orang sombong merugikan orang lain? Kenapa orang menjadi sombong? Apakah sombong itu penyakit? Dan banyak hal tentang sombong. Ada hal-hal yang sudah kita ketahui tetapi ada pula hal-hal yang belum kita ketahui. Akibatnya, banyak orang memvonis orang lain sombong, padahal dirinya juga bisa dinilai orang lain sebagai orang sombong. Bahkan banyak orang tidak tahu bahwa orang yang merasa dirinya tidak sombong justru orang yang sombong.
A.Di bawah ada beberapa kejadian yang harus diperhatikan dan dianalisa secara cermat.
1. Sombongkah tetangga saya?
Saya punya tetangga depan rumah. Salah satunya seorang remaja. Tiap kali bertemu dengan saya, selalu memalingkan muka. Pura-pura tidak tahu. Perilakunya sama dengan ketua RT saya yang baru. Walaupun bertemu di jalan, tetap cuek. Sombongkah dia?
Saya yang lebih tuapun mencoba menegurnya dan dia mau membalas teguran saya. Kalau begitu, kenapa selama ini kalau bertemu dengan saya pura-pura tidak tahu? Kemungkinannya banyak. Antara lain, sejak kecil memang tidak pernah diajari menyapa orang lain terutama yang lebih tua. “Clingus” (rasa ingin menegur tetapi takut kalau tidak dibalas, malu, enggan, merasa rendah diri atau karena sudah menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan). Jadi yang terjadi selama ini, remaja itu tetap bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Tetapi, tetap saja kalau bertemu di jalan tidak menyapa saya. Sombongkah dia? Tidak. Pembawaannya memang begitu (clingus) atau kuper (kurang pergaulan).
2. Mengendarai moge HD sombongkah?
Seorang sahabat saya kadang-kadang bertemu saya tiap Sabtu atau Minggu. Saya memakai motor tiga roda berkanopi sedangkan teman saya memakai moge (motor gede) HD. Tiap kali bertemu dengan saya, dia selalu meledek :” Beli HD yang harganya ratusan juta, dong!. Buat apa naik motor tiga roda yang harganya murah? Ha ha ha…!”. Dia meledek. Sombongkah dia?
Karena saya sudah mengenalnya puluhan tahun, maka saya tahu dia bukanlah sombong. Dia sahabat baiknya. Sejak dulu memang dia suka bercanda dengan cara meledek. Tidak menyakitkan hati karena sejak dulu gaya bercandanya seperti itu. Saya memakluminya. Jadi, dia bukanlah orang sombong. Gaya bercandanya memang begitu.
3. Ada gelar sarjana di kartu namanya
Seorang sahabat saya pernah bercerita. Ketika dia dipindahtugaskan ke Sulawesi Selatan,maka hari pertama berkenalan dengan karyawan lama, diapun membagi-bagikan kartu namanya. Ternyata ada yang nyeletuk :” Sombong amat. Mentang-mentang sudah bergelar S1 dan S2″.
Sahabat saya terkejut mendapat respon seperti itu. Padahal maksudnya adalah memperkenalkan diri supaya karyawan-karyawan lama tahu namanya, alamatnya, nomor teleponnya dan lain-lain. Jadi, niatnya bukanlah untuk menyombongkan gelar sarjananya. Kalau memang kejadiannya, maka tidak bisa sahabat saya dikatakan sombong. Penilaian sombong muncul akibat kesalahpahaman saja.
4. Mengamalkan ilmu dianggap sombong
Saya memang punya pengetahuan banyak. Karena saya punya hobi menulis, maka sayapun sering membuat artikel di blog pribadi, blog pihak lain, di Facebook, surat kabar dan lain-lain. Untuk artikel kritik memang saya menggunakan gaya sarkasme sebab kritik saya tergolong kritik “keras”. Bahkan tak jarang saya menggunakan kalimat bernada membodoh-bodohkan. Ternyata, melalui inbox ada yang mengatakan saya ini sombong. Betulkah saya sombong?
Di dalam membuat status, artikel dan tulisan lainnya, tak ada niat untuk menyombongkan diri. Gaya bahasa sarkasme memang bisa memberi kesan itu. Gaya sarkasme sengaja saya pilih karena kalimatnya langsung “mengena”. Langsung “terasa”. Bukan sekadar menyalahkan, tetapi mengoreksi sesuatu yang selama ini dianggap benar oleh masyarakat padahal sesungguhnya tidak benar. Atau, menulis hal-hal yang belum dipahami masyarakat. Jadi, sifatnya adalah mengamalkan pengalaman, pengetahuan dan atau ilmu pengetahuan yang saya miliki dan memberikan pencerahan.
5. Membanggakan kekayaan termasuk sombongkah?
Hal ini biasanya terjadi dikalangan para penguasa, pemimpin, konglomerat, pengusaha, dan para pejabat negara serta keluarga mereka. Mereka membanggakan kedudukan dan hartanya sehingga merendahkan dan melecehkan orang lain.
Memang orang kaya punya segalanya. Punya rumah mewah, punya mobil mewah. Kalau mereka sering keliling kota menggunakan mobil mewah, apakah mereka orang sombong? Kalau seseorang punya rumah mewah sedangkan tetangga-tetangganya rumahnya sederhana, apakah dia termasuk sombong? Kalau dia menceritakan rasa bangganya atas kekayaannya, apakah dia termasuk sombong.
Kalau ternyata dia dalam posis menikmati kesuksesannya atas jerih payahnya berusaha secara halal atau berbisnis secara halal sehingga dia kaya raya, maka sebenarnya dia dalam posisi buan sombong, tetapi menikmati kesuksesan.
A.Definisi sombong
Kalau begitu, sombong itu yang bagaimana?
a.Menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah: tabiatnya agak aneh, sebentar — sebentar rendah hati (Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/sombong)
b. Rasulullah SAW: Sombong adalah “Perbuatan melecehkan orang lain dan menolak kebenaran” (HR Muslim dan Tirmidzi).
c. Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun mengesakan-Nya”. (Fathul Bari’ 10/601)
C.Ciri-ciri sombong
Dari definisi tersebut maka ciri-ciri orang sombong yaitu:
1.Menghargai diri sendiri secara berlebihan (termasuk narsis)
Bukan sombong: Menyadari bahwa dirinya memang mempunyai kelebihan dari pada orang lain dan berniat mengamalkan kelebihannya itu.
2.Melecehkan orang lain
Bukan sombong: Mengatakan bodoh kepada orang yang memang bodoh dengan tujuan memotivasi agar orang bodoh mauu berusaha untuk tidak menjadi bodoh.
3.Selalu merasa benar sendiri
Bukan sombong: Ada orang yang memang dalam posisi selalu benar. Ada argumentasi atau penalaran yang benar dan berdasarkan fakta.
4.Menolak kebenaran
Bukan sombong: Jika tidak sependapat dengan orang lain karena dari sudut ilmu logika pendapat orang lain memang tidak benar.
5.Tidak mau menghargai pendapat orang lain
Bukan sombong : Apabila pendapat orang lain memang salah dan ada argumentasi atau penalarannya yang bisa dipertanggungjawaban.
D.Sumber kesombongan
-Harta kekayaan
-Keturunan orang penting
-Amal atau ibadah
-Ketampanan atau kecantikan
Seperti apakah orang sombong ? tentunya setiap orang memiliki ekspektasi yang berbeda - beda dalam menilainya. Ada orang yang sombong karena tuntutan dan ada juga orang sombong karena bawaan sejak lahir dan biasanya akan bersifat sombong untuk berbagai hal. Oke langsung saja ini dia jenis - jenis orang sombong.
1. Sombong Permanen
Tipe orang sombong ini biasanya selalu menyombongkan diri dalam berbagai
hal dan di berbagai kondisi seakan - akan dia yang paling hebat padahal
kenyataannya tidak. Biasanya orang sombong ini selalu menyepelekan
pendapat orang lain.
Cara Menghadapi : Jauhi atau keroyok rame - rame.
2. Sombong Relatif
Orang sombong relatif biasanya kesombongannya tidak konsisten. Biasanya
menyesuaikan deagan situasi dan kondisi. Orang sombong tipe ini biasanya
akan sombong pada saat ngumpul bareng gengnya karena cuma di gengnya
aja dia disegani tapi kalo udah tidak sama gengnya sombngnya hilang.
Cara Menghadapi : Sombongin pas dia tidak sama gengnya.
3. Sombong Konsisten
Orang sombong tipe ini adalah yang paling tetap pendiriannya. Karena
semua yang dia lakukan atau apa saja barang yang dimilikinya adalah yang
paling bagus. Apabila ngobrol sama orang sombong tipe ini misalnya
ngomongin kerjaan atau gadget biasanya dia akan sekuat tenaga untuk
mempertahankan pendapatnya bahwa pekerjaan atau gadget miliknya lah yang
paling bagus walau kenyataannya kerjaan kamu atau gadget kamulah yang
lebih bagus atau lebih mahal.
Cara Menghadapi : Diemin aja biar dia capek sendiri sebenarnya dia iri sma kamu.
4. Sombong Fake
Tipe orang sombong ini biasanya paling jago ngibul. Soalnya semua
omongan orang sombong tipe ini hampir semuanya bulshit. Misalnya selalu
pake barang mahal padahal semua dapet minjem atau ngaku anak konglomerat
padahal bisa sekolah aja syukur.
Cara Menghadapi : Ajak temen dimana tempat dia minjem barang -
barang mahal tadi. Atau ajak temen - temen kamu yang pernah disombongin
main kerumah si orang sombong diem - diem.
5. Sombong Akurat
Kenapa disebut sombong akurat. Karena tipe orang sombong ini memang
pantas untuk menyombongkan diri karena dia sombong tapi sesuai dengan
kenyataannya.Misalnya dia menyombongkan kemampuannya tapi dia benar -
benar disegani di lingkungannya karena kemampuannya atau menyombongkan
kepintarannya tapi dia mampu lulus dengan comloude.
Cara Menghadapi : Beri pujian dan manfaatin
Kesimpulan
1. Kita harus hati-hati untuk menilai orang lain, sombong atau tidak. Harus kita ketahui motivasi atau tujuannya. Kalau tujuannya adalah memberikan pencerahan dan kebenaran, maka itu bukanlah kesombongan.
2.Orang yang merasa dirinya tidak sombong justru adalah orang yang sombong. Sebab, perasaan itu merupakan perasaan sok bersih, sok jujur, sok alim dan merasa hanya orang lain yang bisa sombong.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar