Sabtu, 04 Januari 2014

PENTINGNYA HARD SKILL DAN SOFT SKILL

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. 

Dengan demikian mahasiswa harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Mengembangkan hard skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. 

Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya.

Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa pentingnya hard skill dan soft skill bagi setiap orang yang ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan demikian dituntut bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkanhard skill dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada masa studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003 – 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard skill, soft skill) yang semakin tinggi.


HARD SKILL
Proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan hard skill.
Menurut Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal (2010) hard skill yaitu lebih beriorentasi mengembangkanintelligence quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.



Apa itu softskill 

Soft skill adalah istilah sosiologis yang mengacu pada sekelompok karakter kepribadian, rahmat sosial, fasilitas dengan bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme bahwa orang tanda untuk berbagai tingkat. Soft skill melengkapi hard skill, yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan.(Wikipedia) . Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). 

Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal.

Menurut Ramdhani (2008) dalam Syawal (2010) pengertian soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mempu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dari kedua pendapat tersebut diatas, ada kesamaan pendapat tentang pengertian soft skill yaitu interpersonal skill hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori yaitu intrapersonal skill dan interpersonal skill.Intrapersonal skill yaitu ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri. Sedangkan interpersonal skill yaitu ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Ketrampilan intrapersonal mencakup kesadaran diri (kesadaran emosional percaya diri, penilaian diri, sifat & preferensi,) Dan keterampilan diri (perbaikan, kontrol diri, kepercayaan, kelayakan, waktu / sumber manajemen, proaktif, hati nurani). Sedangkan keterampilan interpersonal yang mencakup kesadaran (kesadaran politik, yang lain berkembang, keragaman memanfaatkan, orientasi layanan, empati Dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, manajemen konflik, kerja sama, kerja tim, sinergi).

Dari pendapat tersebut diatas masih terdapat kemampuan tambahan seseorang diluar dari interpersonal skills danintrapersonal skills yang disebut Ekstrapersonal skills seperti kemampuan seseorang dalam spritual inteligence (SQ). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian soft skill yaitu kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) serta kemampuan tambahan seseorang dalam kepercayaan/kepedulian baik terhadap penciptanya maupun orang lain (ekstrapersonal skills).

Apa saja yang termasuk di dalam soft skill? Menurut Ramdhani dalam Syawal beberapa keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skill adalah: etika/propesional, kepemimpinan, kreativitas, kerjasama, inisiatif, facilitating kelompok maupun masyarakat, komunikasi, berpikir kritis, dan problem solving. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut softskills yang dominan di lapangan kerja yang dimuat oleh Tarmidi dalam websitenya. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) etika/integritas, (3) berfikir kritis,(4). kemauan belajar, (5) komitmen, (6) motivasi, (7) bersemangat, (8) dapat diandalkan, (9) komunikasi lisan, (10) kreatif, (11) kemampuan analitis, (12) dapat mengatasi stres, (13) manajemen diri, (14) menyelesaikan persoalan, (15) dapat meringkas, (16) berkoperasi, (17) fleksibel, (18) kerja dalam tim, (19) mandiri, (20) mendengarkan, (21) tangguh, (22) berargumentasi logis, (23) manajemen waktu.


Soft skill termasuk kebutuhan yang sangat penting untuk seseorang dimana selain kualitas hard skill yang harus dipersiapkan seseorang untuk terjun ke dunia pekerjaan, soft skill juga harus mempunyai kualitas dasar yang baik pula. Penerapan soft skill ini harus mulai digerakkan pada kehidupan sehari-hari, baik pada proses belajar maupun bermasyarakat.Soft skill ini akan sangat berguna bagi seseorang dalam bekerja. Misalnya saja penerapan soft skill sebagai salah satu mata kuliah dalam kurikulum perkuliahan pada perguruan tinggi. 

Penerapan ini sangat berperan membantu para mahasiswa dalam mengembangkan soft skill mereka melalui tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pembahasan materi dalam mata kuliah yang ditetapkan. Melalui metode ini diharapkan mahasiswa dapat terus mecari, mengembangkan, dan memperdalam kemampuan non-teknisnya disamping kemampuan akademisnya. 

Contoh lain pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) memang lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Namun, untuk kompetensi soft skillbiasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill terletak pada karakter yang melekat dalam diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Artinya, kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Dan satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan berinteraksi dan
melakukan aktivitas dengan orang lain.



Melatih softskill

Banyak di antara kita tahu bahwa sostskill seseorang di tentukan dengan tolak ukur seseorang itu dalam mengembangkan sofskillnya. Kalau menurut saya sofskill adalah suatu bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, bakat itu sendiri bisa dikategori seperti hobby yang mengantar bakatnya menjadi suatu hal yang luar biasa, bisa dicontohkan seperti bakat bermain gitar, sepak bola,menyanyi dan lain sebagainya.Namun disini saya juga ingin memberi tahu bahwa softskill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di iringi dengan Hard Skill, begitu pun sebaliknya.Softskill itu sendiri akan nampak apabila seseorang telah menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan softskill dari dirinya sendiri apabila dia tidak ada keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari pola hidup yang buruk ke pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya.

Karena Soft skill itu sendiri akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik dari sebelumnya. Softskill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang. Contohnya seorang beladiri tidak hanya melatih skillnya namun dia juga harus melatih mental dan pikiran, lalu semua itu disatukan baru bisa mendapatkan kesempurnaan dalam berlatih.Istilah ketrampilan softskill ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang yang di asah dari dalam lalu di lengkapi pula dengan keterampilan Hard Skill.

Softskill adalah suatu kemampuan atau keterampilan dari diri seseorang dalam berhubungan dengan orang lain ( termasuk dengan dirinya sendiri ).Sehingga softskill itu mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, karakter, kebiasaan, dan sikap. Atribut atribut ini dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya, yang biasanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Kebiasaan
2. Berfikir
3. Berkata
4. Bersikap
5. Bertindak

Namun pengaruh-pengaruh ini dapat berubah jika seseorang itu mau merubahnya dengan cara membiasakan diri dengan hal-hal yang baru tentunya.
Softskill juga bisa dikatakan sebagai suatu kemampuan yang mempengaruhi kita untuk bagaimana berinteraksi dengan orang lain, softskill juga memuat beberapa komponen yaitu komunikasi yang efektif, berpikir yang kreatif dan kritis, dan masih banyak lagi hal lainnya. Bagaimana masing-masing orang saja yang mempunyai pikiran hal-hal yang memuat dari softskill itu sendiri.

Softskill juga melatih diri seseorang untuk dapat bagaiman berinteraksi dengan masyarakat yang baik, karena komunikasi yang baik itu sangat diperlukan oleh seseorang. Karena berinteraksi yang baik itu juga dapat mencerminkan diri seseorang. Biasanya kalau orang dapat berinteraksi yang baik tentunya dapat cepat beradaptasi dengan orang lain. Dan juga sebaliknya kalau orang itu kurang baik dalam berinteraksi tentunya sangat agak lambat dalam berinteraksi.
Softskill juga bukan hanya sekedar dari suatu hal yang tidak mempunyai tujuan, tetapi softskill juga mempunyai tujuan.
Tujuan softskill adalah dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk bisa mempelajari perilaku yang baru bagi dirinya dan juga meningkatkan hubungan antar pribadi dan orang lain.

Manfaat sofskill adalah pengembangan karir serta etika professional. Kalau softskill dilihat dari segi organisasional, softskill itu memberikan dampak terhadap kualitas manajemen secara total.

Softskill juga dapat memberikan intervensi yaitu dengan cara pelatihan atau pembinaan secara intensif. Untuk dapat meningkatkan nilai-nilai dan moral dapat dilakukan dengan cara fokus terhadap diri sendiri.

Jadi menurut saya soft skill itu adalah suatu kelebihan yang terpendam dan untuk memperolehnya harus melalui pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan diri seseorang, dan kesimpulannya setiap manusia itu memiliki apa yang namanya soft skill namun tidak banyak manusia yang mengetahui cara memperolehnya.


Cara Meningkatkan Softskill

Soft Skill adalah nama lain dari “Emotional Intelligence Quotient”, yang merupakan sejumlah kemampuan kepribadian yang dibutuhkan dalam hal mencari kerja dan kesuksesan dalam berorganisasi. Yang dimaksudkan dengan kemampuan soft skills diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi, etika, kemampuan berbicara dan berbahasa dan lainnya. Kini, kemampuan soft skills ini banyak dicari oleh perusahaan dan diharapkan dipenuhi persyaratannya oleh para pencari kerja.
Soft skills ini juga dinamakan dengan interpersonal skills, yang merupakan cakupan dari : kemampuan berpartisipasi dalam tim, kemampuan untuk mengajar, pelayanan, kemampuan untuk memimpin, negotiasi, toleransi dan motivasi.

Maka bisa dikatakan, secara umum, kemampuan soft skills terdiri atas :
1. Etika kerja yang positif
2. Tingkah laku yang baik
3. Keinginan untuk terus belajar dan berlatih
Semua ini bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian yang dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills :
1. Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2. Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
3. Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4. Berlatih menghadapi kritik
5. Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6. Berusaha untuk hidup dengan lebih baik

Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1. Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2. Menghargai orang lain
3. Belajar mendengarkan orang lain
4. Berkomunikasi dengan jelas
5. Penuhi diri dengan rasa humor
6. Jangan sering mengeluh

Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan. Daripada katakanlah seseorang yang pandai secara akademis,namun tidak mau menghargai orang lain.
Di era globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan pengertian masih menjadi faktor utama, yang menjadikan manusia tetap menjadi manusia yang sesungguhnya.


Ada beberapa Strategi dalam melatih Softskill, yaitu sebagai berikut :

1. Aktif Mengikuti Training Softskill
Training Softskill telah tumbuh pesat, mengingat bangsa ini memiliki masalah yang besar dengan warga negaranya. Sikap dan tingkah laku atau etika (attitude) yang kurang baik sering menjadi beban dalam berkembangnya sebuah organisasi. ditambah dengan kurangnya kerjasama tim, motivasi, dan kurangnya kemampuan dalam memimpin, lengkaplah sudah yang menjadi penyebab kemunduran bangsa ini.Secara sederhana Training Softskill bisa dipahami sebagai pelatihan yang orientasinya lebih terpaku kepada pengembangan Attitude dan sikap individual.

2. Terjun dan Aktif dalam Berorganisasi
Salah satu strategi untuk sukses dalam menguasai Softskill adalah dengan terjun dan aktif dalam berorganisasi. Banyak organisasi yang dapat diikuti dalam menguasai Softskill antara lain organisasi di setiap universitas seperti, Senat, BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa ), UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa ), dll. Apabila kita bisa aktif dalam satu atau lebih pada organisasi seperti diatas tidak menutup kemungkinan kita untuk dapat mengembangkan Softskill dalam diri kita. Dengan aktif dalam organisasi kita akan terbiasa melakukan musyawarah atau presentasi didepan umum, terbiasa berdiskusi mengenai visi dan misi kedepan sebuah organisasi dan belajar mengelola emosi dalam situasi dan kondisi tertentu.

3. Sugesti Diri
Bangunlah sebuah paradigma bahwa visi itu bukanlah sebuah mimpi, bukan angan - angan kita namun itu adalah kenyataan dimasa mendatang. Maka yakinlah bahwa visi itu akan tercapai dimasa mendatang dan untuk itu ada kalanya mari kita mempersiapkan diri dan katakan kepada hati nurani diikuti oleh hati, otak , pikiran, perasaan dan seluruh anggota tubuh. katakanlah hal yang positif kepada diri kita yang dapat memotivasi kita untuk sukses dan jangan lupa untuk membangun rasa optimisme tersebut.

Softskill dapat dikembangkan dengan berbagi cara, bukan hanya dengan yang saya jelaskan diatas, akan tetapi kita dapat melatih Softskill dengan cara berolahraga tim, dll. Dengan kita berolahraga, secara tidak langsung kita telah melatih Softskill kita. anda tahu mengapa.?? Dengan kita melakukan olahraga tim kita akan dituntut untuk melakukan sebuah kerjasama tim, kita ambil contoh dari permainan sepak bola. Dalam permainan sepak bola dibutuhkan kerjasama sebuah tim agar tim tersebut dapat memenangkan sebuah pertandingan, dari situlah Softskill kita sedikit demi sedikit mulai terbentuk, tapi masih ada hal lain yang dapat membentuk Softskill kita, selain kerjasama tim yang kita lakukan dalam bermain sepak bola adalah jiwa pantang menyerah, semangat berjuang, dan setia kawan. Hal itulah yang dapat membantu kita dalam melatih Softskill yang kita miliki.




PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.

Sebelum melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya. 

Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. 

Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu, sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Bersifat generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
  • Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
  • Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
  • Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam pembelajaran seumur hidup’ (‘life long learning’).
  • Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
  • Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.



MAHASISWA MASA SEKARANG
Mahasiswa adalah mahasiswa yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama yang berbeda bilamana tujuaannya adalah untuk mengembangkan IQ dan ingin mempelajari IPTEK serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang telah selesai mengikuti segala syarat untuk memperoleh gelar sarjana/sajana muda maka mereka berhak mendapatkan izajah dan gelar. Untuk pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya membutuhkan waktu yang lama, minimal tiga setengah tahun belajar untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta melatih keterampilan sesuai bidangnya (hard skill) di untuk gelar sarjana (S-1) dan minimal tiga tahun untuk mendapat gelar sajana muda (D-III).

Namun demikian, banyak mahasiswa yang hanya ingin memperoleh ijazah saja dengan mengabaikan hard skill dansoft skill. Hal ini terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau dengan mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain hal diatas, tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen pembimbing ataupun penguji dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja hijau. Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena mahasiswa tidak memiliki hard skill dan soft skill yang baik.

Banyaknya mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dalam waktu minimum untuk memperoleh gelar merupakan hal yang biasa dilingkungan . Bahkan tidak jarang mahasiswa yang drop out (DO) karena berbagai alasan. Jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft skill apakah hal ini akan terjadi? Tentu tidak, karena jika memilikihard skill dan soft skill yang bisa diandalkan maka akan lebih cepat menyelesaikan studinya dan tidak akan terjadi drop outkecuali dengan alasan tertentu seperti faktor fisik yang kurang mendukung.
Berorganisasi merupakan salah satu tempat pelatihan untuk soft skill dan untuk penerapan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah apakah semua mahasiswa mengikuti salah satu organisasi yang ada di ataupun organisasi yang ada di masyarakat? Sebagian mahasiswa berpendapat bahwa mengikuti salah satu organisasi adalah sama saja menghabiskan waktu. Padahal kenyataannya adalah mahasiswa yang tidak mengikuti salah satu organisasi bukan memanfaatkan seluruh waktunya untuk memperbaiki hard skill dan soft skillnya.

Sikap mahasiswa dalam bermasyarakat juga berbeda-beda. Ini akibat dari keadaan lingkungan mahasiswa yang semula berbeda dengan keadaan lingkungan masyarakat di sekitar . Banyak mahasiswa yang menyalahgunakan identitas dirinya sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, tidak jarang lagi dilihat mahasiswa yang suka mabuk-mabukan, kawin di luar nikah, berfoya-foya, malas-malasan. Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik?


Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu melihat keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan, keluarga dll. Menurut tim pengajar bahwa dalam kehidpan ini individu tidak terbebas dari kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan. Ditambahkan juga bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila memuaskan atau menyenangan disiapi dengan cara meluap-luap sehingga lupa diri, ataukah mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. 

Demikian juga apabila kondisi tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya apakah dengan cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan menyalahkan lingkungan dengan berlebihan, sehingga timbul antipati. Kedua kondisi tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. 

Dalam hal bersikan individu harus dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa dalam hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. 

Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan yang berlangsung tanpa batas.

Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering diadakan perlombaan-perlombaan. Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi baik. Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengembangkan hard skill. Selain hard skill, seserorang tidak terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skilljuga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain.

Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting dikembangkan untuk para mahasiswanya.

Pengembangan soft skill di perguruan tinggi juga dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler. Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.

Menurut Syawal untuk tahun akademik 2009/2010 telah ditetapkan kebijkan untuk mengimplementasikan soft skilldalam proses pembelajaran di setiap masing-masing prodi/jurusan dari setiap fakultas di lingkungan . Dalam hal ini jelas bahwa, selain mengembangkan hard skill untuk mahasiswa juga dikembangkan soft skill dengan mengimplementasikan soft skill tersebut dalam proses pembelajaran. Syawal juga menambahkan bahwa proses pengintegrasian soft skill, menetapkan langkah dalam situasti pembelajaran yang:
1. bergeser dari teaching learning center (CTL) menuju student learning center (SCL), suatu paradigma baru dalam tatap muka.
2. integrasi dan problem based learning
3. tugas berbasis masalah dan aneka sumber
4. independent learner
5. penilaian bergeser dari PAP menuju PAN


Mahasiswa sebagai calon intelektual seharusnya bersikap sebagai seorang calon intelektual yang harus terus melatihhard skill dan soft skillnya untuk menunjang kehidapan yang lebih baik dengan terus belajar untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ)nya. Dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup) tidak selayaknya lagi ada mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan izajah saja. Gelar dan izajah seharusnya hanya sebagai penghargaan/pengakuan atas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahliannya.

Mahasiswa seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan memiliki soft skill yang baik maka tidak akan terdapat lagi mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan gelar dan ijazah saja. Penerapan ilmu pengetahaun dan keterampilan yang diperolehnya akan lebih baik. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih baik.

Mahasiswa yang mempunyai soft skill yang baik tidak akan menyianyikan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan bersenang-senang, mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti yang disebutkan diatas mengikuti salah satu organisasi baik organisasi di maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan menjadi contoh dimasyarakat bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral, sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan lingkungan. Dengan demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima keberadaan mahasiswa di lingkungannya.

Lulusan mahasiswa juga seharunya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian ada keuntungan antara dunia kerja dengan . Dunia kerja akan merasa puas dengan lulusan yang memiliki hard skill dan soft skill yang baik. Nama baik akan semakin meningkat dan akan menjadi perguruan tinggi yang memimiliki nilai lebih dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu, maka akan terjalin kerjasama yang baik antara dengan dunia kerja.

Banyak mahasiswa yang pintar sesuai dengan bidangnya tetapi nilai dari soft skillnya rendah. Bagaimanakan mahasiswa ini nantinya setelah bekerja? Pejabat-pejabat di negara indonesia ini adalah gambaran mahasiswa lama sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya tidak memiliki moral, tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama atau lingkungannya. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai untuk memberantas hal yang demikian? Bukankan mahasiswa-mahasiswa yang akan menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah mahsiswa sebagai salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Upaya pemerintah untuk mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti juga menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini disia-siakan.

Mahasiswa adalah mahasiswa yang mayoritas keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata lain lulusan mahasiswa akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik. Tenaga pendidik seharusnya mengerti arti dari pendidik sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan memiliki kemampun untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan serta bermoral dan beretika.

Dengan demikian, sudah seharusnya mahasiswa menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini disadari oleh setiap mahasiswa maka lulusan akan lebih baik, dengan sendirinya mahasiswa akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.

semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar: